Musim hujan telah tiba. Butiran air yang jatuh dari langit ini ternyata memberikan dampak negatif bagi sejumlah usaha yang mengandalkan sinar matahari sebagai bagian dari proses produksi usaha mereka. Salah satu yang merasakan imbas hujan ini adalah produsen batu bata. Pasalnya, produsen batu bata ini membutuhkan sinar matahari dalam proses pembakaran batu bata sebelum dijual pada konsumen. Hal ini dirasakan oleh Rery Widiatmoko, Pemilik Bakoelbata, salah satu produsen batu bata asal Pulogadung, Jakarta Timur. Dia mengaku bahwa produksinya merosot hingga 50% di musim hujan ini. Biasanya, dalam sehari dia mampu mencetak hingga 5.000 batu bata siap jual. Namun, sudah dua bulan belakangan ini, rumah produksinya hanya mampu menghasilkan 1.000-2.000 batu bata per hari.
Rezeki produsen batu bata hanyut oleh musim hujan
Musim hujan telah tiba. Butiran air yang jatuh dari langit ini ternyata memberikan dampak negatif bagi sejumlah usaha yang mengandalkan sinar matahari sebagai bagian dari proses produksi usaha mereka. Salah satu yang merasakan imbas hujan ini adalah produsen batu bata. Pasalnya, produsen batu bata ini membutuhkan sinar matahari dalam proses pembakaran batu bata sebelum dijual pada konsumen. Hal ini dirasakan oleh Rery Widiatmoko, Pemilik Bakoelbata, salah satu produsen batu bata asal Pulogadung, Jakarta Timur. Dia mengaku bahwa produksinya merosot hingga 50% di musim hujan ini. Biasanya, dalam sehari dia mampu mencetak hingga 5.000 batu bata siap jual. Namun, sudah dua bulan belakangan ini, rumah produksinya hanya mampu menghasilkan 1.000-2.000 batu bata per hari.