Hari Natal kian dekat. Segenap umat Kristiani pun bersiap menyambut datangnya perayaan hari penuh kasih tersebut dengan membeli pernik Natal. Tak hanya pohon Natal yang laris manis bak kacang goreng. Aneka pernik dan perhiasan pohon Natal pun kini kian dicari. Maklum, tren pernik Natal kerap berganti. Alhasil, kocek para produsen pernik Natal pun kian tebal. Tengok saja penjualan pernik Natal di toko milik Syania A. Syamsudin. Pemilik usaha Tasya Souvenir asal Klaten ini mengaku menerima pesanan produk dengan omzet lebih dari Rp 30 juta pada Natal tahun ini. "Pendapatan tahun ini naik tiga kali lipat dari tahun 2008," ujarnya. Perekonomian yang semakin membaik membuat Syania kebanjiran pesanan. Bahkan, pada bulan ini Syania sudah tidak menerima pesanan lagi. Sebab, semua pernik Natal yang dibuatnya merupakan buatan tangan. Makanya, dia tidak bisa mengerjakan terlalu banyak. "Pemesanannya sendiri sudah berlangsung sejak September," ujarnya. Beberapa produk pernik Natal yang dijual Syania misalnya lonceng. Ia menjualnya dengan harga grosir Rp 2.450 per buah. "Belinya minimal 50 pieces," tukasnya. Jika sudah masuk toko, harga biasanya melonjak menjadi Rp 3.900 per buah. Tapi jika dipesan secara online, harganya Rp 4.150. Ada lagi aneka produk hiasan yang dihargai Rp 15.800 sampai Rp 37.500. Untuk memasarkan hasil produksinya, Syania menggandeng delapan agen yang tersebar di Jawa hingga luar Jawa. "Pemesannya tak hanya dari sini saja," ujar Syania yang baru sekitar dua tahun menekuni bisnis ini. Lantaran bukan barang yang kadaluarsa, barang bikinannya yang tak terjual masih bisa disimpan untuk Natal selanjutnya. "Tapi pada kenyataannya kami sudah over load, jadi yang dibikin pasti habis terjual," kata Syania. Penjual pernik Natal lainnya adalah Susanto Budiono. Pengusaha asal Surabaya yang sudah delapan tahun menekuni usaha ini berkata, animo masyarakat untuk membeli pernik Natal saban tahun tak pernah surut. "Sejak bulan September lalu, toko kami sudah ramai oleh pemburu pernik Natal," ujarnya. Susanto tak hanya menjual pernik Natal buatan lokal. Dia juga menjual aneka pernik Natal impor dari China. "Seperti kita tahu, harga barang dari China kan memang murah, dan kualitasnya juga cukup bagus," terangnya. Aksesori yang paling diminati adalah bola-bola pohon Natal yang dijual antara Rp 5.000 hingga Rp 20.000 per buah. Dalam satu hari, sedikitnya ada 50 pengunjung yang mencari aksesori pohon Natal ini di tokonya. Ia mengaku berhasil menjual ratusan bola-bola perhiasan pohon Natal saban hari. Selain menjual secara eceran, Susanto menjual aksesori Natal tersebut secara grosir. "Harga grosir bisa lebih murah ketimbang harga eceran. Tapi harganya tak terpaut jauh," jelasnya. Agar dagangannya laku, Susanto memasang berbagai jenis aksesori Natal yang sudah menempel di pohonnya. "Jadi pembeli bisa mencontoh berbagai model pemasangan yang ada," ujarnya. Supaya lebih banyak menarik pembeli, Susanto juga menawarkan diskon antara 30% hingga 40% pada beberapa aksesori yang dia jual. "Sebenarnya ada diskon maupun tak ada diskon, aksesori seperti ini selalu diburu setiap tahun," terangnya. Pun begitu, menurut Susanto, strategi diskon harga bisa menambah minat beli para konsumen. Tak heran jika dalam sehari Susanto bisa meraup omzet penjualan sebanyak Rp 5 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rezeki Tak Pernah Mati dari Pernak-Pernik Natal
Hari Natal kian dekat. Segenap umat Kristiani pun bersiap menyambut datangnya perayaan hari penuh kasih tersebut dengan membeli pernik Natal. Tak hanya pohon Natal yang laris manis bak kacang goreng. Aneka pernik dan perhiasan pohon Natal pun kini kian dicari. Maklum, tren pernik Natal kerap berganti. Alhasil, kocek para produsen pernik Natal pun kian tebal. Tengok saja penjualan pernik Natal di toko milik Syania A. Syamsudin. Pemilik usaha Tasya Souvenir asal Klaten ini mengaku menerima pesanan produk dengan omzet lebih dari Rp 30 juta pada Natal tahun ini. "Pendapatan tahun ini naik tiga kali lipat dari tahun 2008," ujarnya. Perekonomian yang semakin membaik membuat Syania kebanjiran pesanan. Bahkan, pada bulan ini Syania sudah tidak menerima pesanan lagi. Sebab, semua pernik Natal yang dibuatnya merupakan buatan tangan. Makanya, dia tidak bisa mengerjakan terlalu banyak. "Pemesanannya sendiri sudah berlangsung sejak September," ujarnya. Beberapa produk pernik Natal yang dijual Syania misalnya lonceng. Ia menjualnya dengan harga grosir Rp 2.450 per buah. "Belinya minimal 50 pieces," tukasnya. Jika sudah masuk toko, harga biasanya melonjak menjadi Rp 3.900 per buah. Tapi jika dipesan secara online, harganya Rp 4.150. Ada lagi aneka produk hiasan yang dihargai Rp 15.800 sampai Rp 37.500. Untuk memasarkan hasil produksinya, Syania menggandeng delapan agen yang tersebar di Jawa hingga luar Jawa. "Pemesannya tak hanya dari sini saja," ujar Syania yang baru sekitar dua tahun menekuni bisnis ini. Lantaran bukan barang yang kadaluarsa, barang bikinannya yang tak terjual masih bisa disimpan untuk Natal selanjutnya. "Tapi pada kenyataannya kami sudah over load, jadi yang dibikin pasti habis terjual," kata Syania. Penjual pernik Natal lainnya adalah Susanto Budiono. Pengusaha asal Surabaya yang sudah delapan tahun menekuni usaha ini berkata, animo masyarakat untuk membeli pernik Natal saban tahun tak pernah surut. "Sejak bulan September lalu, toko kami sudah ramai oleh pemburu pernik Natal," ujarnya. Susanto tak hanya menjual pernik Natal buatan lokal. Dia juga menjual aneka pernik Natal impor dari China. "Seperti kita tahu, harga barang dari China kan memang murah, dan kualitasnya juga cukup bagus," terangnya. Aksesori yang paling diminati adalah bola-bola pohon Natal yang dijual antara Rp 5.000 hingga Rp 20.000 per buah. Dalam satu hari, sedikitnya ada 50 pengunjung yang mencari aksesori pohon Natal ini di tokonya. Ia mengaku berhasil menjual ratusan bola-bola perhiasan pohon Natal saban hari. Selain menjual secara eceran, Susanto menjual aksesori Natal tersebut secara grosir. "Harga grosir bisa lebih murah ketimbang harga eceran. Tapi harganya tak terpaut jauh," jelasnya. Agar dagangannya laku, Susanto memasang berbagai jenis aksesori Natal yang sudah menempel di pohonnya. "Jadi pembeli bisa mencontoh berbagai model pemasangan yang ada," ujarnya. Supaya lebih banyak menarik pembeli, Susanto juga menawarkan diskon antara 30% hingga 40% pada beberapa aksesori yang dia jual. "Sebenarnya ada diskon maupun tak ada diskon, aksesori seperti ini selalu diburu setiap tahun," terangnya. Pun begitu, menurut Susanto, strategi diskon harga bisa menambah minat beli para konsumen. Tak heran jika dalam sehari Susanto bisa meraup omzet penjualan sebanyak Rp 5 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News