JAKARTA. Bank Dunia menilai Indonesia mempunyai upaya yang bagus dalam menghadapi krisis finansial. Namun lembaga keuangan negara ini menyarankan Indonesia untuk belajar pada negara-negara yang konsisten menerapkan manajeman risiko untuk menghadapi krisis. Direktur Laporan Perkembangan Dunia dari Bank Dunia Norman Loayza mengatakan, pengelolaan risiko secara efektif adalah kombinasi dari kapasitas untuk mempersiapkan diri terhadap risiko dengan kemampuan untuk mengatasi risiko tersebut setelahnya. "Dalam pengelolaan risiko keuangan, kita dapat mengambil contoh pengelolaan krisis keuangan nasional yang melanda Republik Ceska, Kenya, dan Peru. Pada tahun 1990-an negara-negara ini mengalami dampak krisis ekonomi dunia," kata Norman di Jakarta, Kamis (24/4/2014). Krisis tersebut berimbas kepada pertumbuhan ekonomi yang menurun drastis dan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan negara. Krisis keuangan dunia kembali melanda pada kurun 2008 dan 2009, namun ketiga negara itu memiliki respon yang lebuh baik. Ketiga negara ini, ujar Norman, bisa tahan dan dampak krisis juga lebih bagus. Mereka mengembangkan sistem keuangan yang lebih hati-hati, inflasi lebih rendah, dan peningkatan cadangan devisa yang lebih tinggi, sehingga dampak krisis ekonomi global tidak terlalu besar dirasakan. "Indonesia bisa belajar dari ketiga negara ini. Namun yang saya lihat, Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatan punya upaya yang sangat bagus dalam menangani dampak krisis finansial global tahun 1997. Ini karena regulasi makroprudensial dan regulasi finansial," ujar Norman. Ia menyebutkan, selain menghindarkan masyarakat dan negara dari krisis, manajemen risiko dapat menciptakan inovasi masyarakat dan menciptakan kesempatan-kesempatan baru. Ia memberi contoh pengelolaan risiko dari sisi keuangan. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
RI bisa belajar tangani krisis dari negara ini
JAKARTA. Bank Dunia menilai Indonesia mempunyai upaya yang bagus dalam menghadapi krisis finansial. Namun lembaga keuangan negara ini menyarankan Indonesia untuk belajar pada negara-negara yang konsisten menerapkan manajeman risiko untuk menghadapi krisis. Direktur Laporan Perkembangan Dunia dari Bank Dunia Norman Loayza mengatakan, pengelolaan risiko secara efektif adalah kombinasi dari kapasitas untuk mempersiapkan diri terhadap risiko dengan kemampuan untuk mengatasi risiko tersebut setelahnya. "Dalam pengelolaan risiko keuangan, kita dapat mengambil contoh pengelolaan krisis keuangan nasional yang melanda Republik Ceska, Kenya, dan Peru. Pada tahun 1990-an negara-negara ini mengalami dampak krisis ekonomi dunia," kata Norman di Jakarta, Kamis (24/4/2014). Krisis tersebut berimbas kepada pertumbuhan ekonomi yang menurun drastis dan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan negara. Krisis keuangan dunia kembali melanda pada kurun 2008 dan 2009, namun ketiga negara itu memiliki respon yang lebuh baik. Ketiga negara ini, ujar Norman, bisa tahan dan dampak krisis juga lebih bagus. Mereka mengembangkan sistem keuangan yang lebih hati-hati, inflasi lebih rendah, dan peningkatan cadangan devisa yang lebih tinggi, sehingga dampak krisis ekonomi global tidak terlalu besar dirasakan. "Indonesia bisa belajar dari ketiga negara ini. Namun yang saya lihat, Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatan punya upaya yang sangat bagus dalam menangani dampak krisis finansial global tahun 1997. Ini karena regulasi makroprudensial dan regulasi finansial," ujar Norman. Ia menyebutkan, selain menghindarkan masyarakat dan negara dari krisis, manajemen risiko dapat menciptakan inovasi masyarakat dan menciptakan kesempatan-kesempatan baru. Ia memberi contoh pengelolaan risiko dari sisi keuangan. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News