KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah perlu bekerja keras untuk mencatatkan opsi pembiayaan proyek pembangunan berkelanjutan. Pasalnya dibutuhkan sekitar US$ 200 miliar, dalam jangka waktu 10 tahun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, untuk pembangunan pada separuh wilayah Asean Pasifik, penduduk perkotaannya membutuhkan investasi sekitar US$ 17,8 triliun untuk pembangunan tempat tinggal. “Sementara itu, diperlukan US$ 200 miliar dalam 10 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan investasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia saja. Jadi dengan kata lain, pemerintah harus bekerja keras untuk memanfaatkan opsi pembiayaan,” tutur Sri Mulyani dalam agenda Seminar on Energy Efficient Mortgage (EEM) Development throughout ASEAN Countries (Targeted Participants), Selasa (22/8).
RI Butuh Dana US$ 200 Miliar dalam 10 Tahun untuk Pembangunan Berkelanjutan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah perlu bekerja keras untuk mencatatkan opsi pembiayaan proyek pembangunan berkelanjutan. Pasalnya dibutuhkan sekitar US$ 200 miliar, dalam jangka waktu 10 tahun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, untuk pembangunan pada separuh wilayah Asean Pasifik, penduduk perkotaannya membutuhkan investasi sekitar US$ 17,8 triliun untuk pembangunan tempat tinggal. “Sementara itu, diperlukan US$ 200 miliar dalam 10 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan investasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia saja. Jadi dengan kata lain, pemerintah harus bekerja keras untuk memanfaatkan opsi pembiayaan,” tutur Sri Mulyani dalam agenda Seminar on Energy Efficient Mortgage (EEM) Development throughout ASEAN Countries (Targeted Participants), Selasa (22/8).