JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah di Istana Negara, Jumat (28/2). Dari pertemuan itu, kedua kepala negara menandatangani tiga nota kesepahaman di bidang politik, ekonomi, dan pendidikan. "Hubungan bilateral Indonesia dan Palestina, kuat, baik, dan terus berkembang. Maka dari itu, menjadi kewajiban keduanya untuk mendekatkan dan mencari peluang baru bagi peningkatan kerja sama," ujar Presiden di Istana Negara, Jumat. Presiden menuturkan, ada tiga hal yang dibahas dalam pertemuannya dengan Rami Hamdallah.Di bidang politik, Presiden menggarisbawahi komitmen dan langkah praktis Indonesia untuk mewujudkan Palestina menjadi negara merdeka. "Ini posisi dasar kita yang terus jalankan sekarang dan ke depan. Indonesia akan berkontribusi menuju pencapaian cita-cita mulia," kata Presiden.Dalam pertemuan itu, Presiden juga menyatakan, Indonesia senang Palestina menjadi negara peninjau dari PBB dan masuk menjadi anggota UNESCO. Upaya pencapaian Palestina yang merdeka, kata Presiden Yudhoyono, perlu dilakukan melalui konsep two states solution.Di bidang ekonomi, Indonesia menyatakan akan mengefektifkan joint business council antara Indonesia dan Palestina dalam mencari peluang baru antara dua negara. "Kami harapkan bisa cari kerja sama di bidang minyak dan gas, atau lainnya," kata Presiden.Selain itu, kerja sama di bidang wisata juga sempat dibicarakan dalam pertemuan kedua kepala pemerintahan. Presiden menyebutkan, ada lebih dari 40.000 warga negara Indonesia yang berkunjung ke Palestina untuk berwisata religi. Jumlah ini akan terus ditambah setiap tahunnya.Di bidang pendidikan, Indonesia membuka pintu sebesar-besarnya bagi mahasiswa Palestina yang hendak belajar di Indonesia. Saat ini, jumlah mahasiswa Palestina di Indonesia mencapai ribuan. "Ini adalah bentuk solidaritas dan bentuk kontribusi Indonesia ke Palestina. Indonesia yakin Palestina menjadi negara maju dan berhasil," imbuh Presiden.Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah mengungkapkan, Indonesia menjadi sahabat baik bagi Palestina sejak dulu. Dia pun mengungkapkan hubungan yang terjalin antara kedua negara sudah sangat baik.Bagi Palestina, kata Rami, Indonesia adalah sebuah contoh negara yang berhasil menyatukan semua masyarakatnya dengan damai. Rami menuturkan negaranya saat ini sedang berjuang menghadapi konflik."Warga yang tinggal di Jalur Gaza seperti hidup dalam penjara. Mereka semua menderita. Tapi, ini semua tantangan bagi kami. Kami yakin, saat ada kemauan di situ ada jalan keluar," tutur PM Palestina yang baru saja menggantikan Mahmoud Abbas itu. (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
RI dan Palestina hasilkan tiga nota kesepahaman
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah di Istana Negara, Jumat (28/2). Dari pertemuan itu, kedua kepala negara menandatangani tiga nota kesepahaman di bidang politik, ekonomi, dan pendidikan. "Hubungan bilateral Indonesia dan Palestina, kuat, baik, dan terus berkembang. Maka dari itu, menjadi kewajiban keduanya untuk mendekatkan dan mencari peluang baru bagi peningkatan kerja sama," ujar Presiden di Istana Negara, Jumat. Presiden menuturkan, ada tiga hal yang dibahas dalam pertemuannya dengan Rami Hamdallah.Di bidang politik, Presiden menggarisbawahi komitmen dan langkah praktis Indonesia untuk mewujudkan Palestina menjadi negara merdeka. "Ini posisi dasar kita yang terus jalankan sekarang dan ke depan. Indonesia akan berkontribusi menuju pencapaian cita-cita mulia," kata Presiden.Dalam pertemuan itu, Presiden juga menyatakan, Indonesia senang Palestina menjadi negara peninjau dari PBB dan masuk menjadi anggota UNESCO. Upaya pencapaian Palestina yang merdeka, kata Presiden Yudhoyono, perlu dilakukan melalui konsep two states solution.Di bidang ekonomi, Indonesia menyatakan akan mengefektifkan joint business council antara Indonesia dan Palestina dalam mencari peluang baru antara dua negara. "Kami harapkan bisa cari kerja sama di bidang minyak dan gas, atau lainnya," kata Presiden.Selain itu, kerja sama di bidang wisata juga sempat dibicarakan dalam pertemuan kedua kepala pemerintahan. Presiden menyebutkan, ada lebih dari 40.000 warga negara Indonesia yang berkunjung ke Palestina untuk berwisata religi. Jumlah ini akan terus ditambah setiap tahunnya.Di bidang pendidikan, Indonesia membuka pintu sebesar-besarnya bagi mahasiswa Palestina yang hendak belajar di Indonesia. Saat ini, jumlah mahasiswa Palestina di Indonesia mencapai ribuan. "Ini adalah bentuk solidaritas dan bentuk kontribusi Indonesia ke Palestina. Indonesia yakin Palestina menjadi negara maju dan berhasil," imbuh Presiden.Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah mengungkapkan, Indonesia menjadi sahabat baik bagi Palestina sejak dulu. Dia pun mengungkapkan hubungan yang terjalin antara kedua negara sudah sangat baik.Bagi Palestina, kata Rami, Indonesia adalah sebuah contoh negara yang berhasil menyatukan semua masyarakatnya dengan damai. Rami menuturkan negaranya saat ini sedang berjuang menghadapi konflik."Warga yang tinggal di Jalur Gaza seperti hidup dalam penjara. Mereka semua menderita. Tapi, ini semua tantangan bagi kami. Kami yakin, saat ada kemauan di situ ada jalan keluar," tutur PM Palestina yang baru saja menggantikan Mahmoud Abbas itu. (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News