RI dorong investor Korsel ke bisnis wisata



JAKARTA. Pemerintah Indonesia mendorong masuknya investasi Korea Selatan (Korsel) ke sektor-sektor baru di luar manufaktur. Sektor-sektor potensial yang ditawarkan ke investor Korsel adalah pariwisata dan industri kreatif.

Penawaran investasi di sektor pariwisata dan industri kreatif ini akan masuk dalam kerjasama promosi investasi antara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan Korea Trade Investment Agency (KOTRA). Tandatangan MoU dilakukan Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong dan CEO KOTRA Kim Jae-Hong, Selasa (14/3).

Presiden Joko Widodo yang turut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman itu bilang, ada peluang investasi di empat sektor utama, seperti manufaktur, pariwisata, energi, dan ekonomi kreatif. Namun untuk sektor industri manufaktur, perusahaan Korea Selatan telah banyak masuk ke Indonesia. Korea Selatan merupakan investor terbesar ketiga yang masuk ke Indonesia setelah Singapura dan Jepang. Ke depan, kami berharap Korea Selatan dapat terus meningkatkan penanaman modalnya, ujar Jokowi, Selasa (14/3).


Data BKPM menunjukkan, dalam lima tahun terakhir (2012-2016), investasi Korsel mencapai US$ 7.561 juta. Dari jumlah itu, 71% masuk ke sektor industri manufaktur, disusul sektor pertambangan sebesar (12%) (lihat tabel).

Menurut Thomas, sektor industri manufaktur yang banyak disasar investor Korsel adalah industri baja, besi, petrokimia, dan kimia. "Potensial juga sektor ekonomi kreatif, pariwisata dan energi. Kami dorong kembangkan sektor-sektor baru," katanya.

Apalagi peluang industri pariwisata sangat besar, seiring dengan tren kenaikan daya beli masyarakat menengah di Asia Pasifik. Selain itu, sektor infrastruktur, gaya hidup, konektivitas, teknologi informasi, e-commerce, dan ekonomi kreatif juga ditawarkan. "Implementasi nota kesepahaman ini diharapkan dapat membantu perusahaan-perusahaan Korsel maupun Indonesia dalam mengembangkan usahanya," ujarnya.

Selain promosi investasi, kerjasama juga mencakup pertukaran informasi, dokumentasi, publikasi dan materi lain terkait promosi, juga aktivitas market research serta pemahaman budaya. Kerjasama ini diharapkan juga bisa mengembangkan perdagangan dua negara. Pada 2015 volume perdagangan RI-Korsel capai US$ 16 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie