RI-Jepang sepakati pinjaman Patimban



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi pelaksanaan proyek Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat mulai jelas. Pemerintah Jepang memastikan akan memberikan pinjaman dengan nilai maksimum ¥ 118, 90 miliar atau Rp 14,18 triliun (1 ¥ = Rp 118,9) untuk proyek tersebut. Dengan dana tersebut, diharapkan pembangunan Pelabuhan Patimban bisa dimulai awal tahun 2018.

Kesepakatan pinjaman tercapai setelah Pemerintah Jepang dan Indonesia menandatangani nota pinjaman pada Senin (13/11) di Jakarta. Pemerintah Jepang diwakili Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, sedangkan dari Indonesia oleh Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya.

Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kozo Honsei menjelaskan, pinjaman tersebut merupakan pinjaman mengikat dengan sejumlah persyaratan. Pertama , memiliki suku bunga 0,1%, (ditambah suku bunga tahun untuk cosulting services sebesar 0,01%). Kedua, masa pengembalian selama 40 tahun. Ketiga, adanya syarat pengadaan mengikat.


Pinjaman diberikan untuk mendanai pembangunan Pelabuhan Patimban tahap I senilai Rp 13,7 triliun. Antara lain untuk pembangunan terminal, tanggul pemecah ombak (breakwater), tanggul laut (seawall) dan channel dredging serta pembangunan connecting bridge. "Nilai pinjaman itu jumlah keseluruhan, nanti kami survei konstruksi untuk melihat jumlah uang yang akan diberikan secara bertahap ke Indonesia sesuai penyelesaian konstruksi yang ada," terang Kozo usai penandatangan perjanjian.

Ia berharap, dengan kejelasan dana proyek maka proses lelang konstruksi tahap I di Kementerian Perhubungan segera selesai. "Jadi pelabuhan ini bisa mulai konstruksi awal tahun depan, dan menyelesaikan car terminal pada Maret 2019," jelas Kozo.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo menjelaskan, tender lelang konstruksi Pelabuhan Patimban masih dibuka hingga Maret 2018. Sehingga awal konstruksi ditargetkan mulai April 2018. Saat ini pemerintah masih fokus mempersiapkan pengadaan lahan. Pemerintah menargetkan, pembebasan lahan akan dimulai Desember 2017 hingga Februari 2018.

Menurut Anwar, jika tak ada masalah dalam pembebasan lahan, maka April 2018 bisa dimulai konstruksi dan selesai pada Maret 2019. Degan demikian, Maret 2019 bisa dilakukan soft opening untuk car terminal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini