JAKARTA. Kepemilikan investor asing di Surat Utang Negara (SUN) yang tinggi menyalakan alarm kewaspadaan pemerintah, menyusul rencana bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga acuannya. Pemerintah pun menyiapkan sejumlah bantalan jika kelak investor asing cabut dari SUN gara-gara kenaikan bunga The Fed. Salah satunya, dengan menyediakan dana pinjaman siaga atawa standby loan. "Tak perlu mengaktifkan program Paris Club, standby loan saja sudah cukup," ujar Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan akhir pekan lalu. Standby loan itu berasal dari bilateral swap arrangement (BSA) dengan berbagai negara. Bank Indonesia sudah meneken BSA dengan China senilai US$ 15 miliar, sama Jepang US$ 22,78 miliar, dan Korea Selatan US$ 10 miliar. Kerjasama ini sebagai bentuk pertahanan terhadap goncangan ekonomi dunia.
RI perlu utang siaga hadapi efek The Fed
JAKARTA. Kepemilikan investor asing di Surat Utang Negara (SUN) yang tinggi menyalakan alarm kewaspadaan pemerintah, menyusul rencana bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga acuannya. Pemerintah pun menyiapkan sejumlah bantalan jika kelak investor asing cabut dari SUN gara-gara kenaikan bunga The Fed. Salah satunya, dengan menyediakan dana pinjaman siaga atawa standby loan. "Tak perlu mengaktifkan program Paris Club, standby loan saja sudah cukup," ujar Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan akhir pekan lalu. Standby loan itu berasal dari bilateral swap arrangement (BSA) dengan berbagai negara. Bank Indonesia sudah meneken BSA dengan China senilai US$ 15 miliar, sama Jepang US$ 22,78 miliar, dan Korea Selatan US$ 10 miliar. Kerjasama ini sebagai bentuk pertahanan terhadap goncangan ekonomi dunia.