JAKARTA. Pemerintah berkomitmen tidak menambah utang luar negeri. Namun, pemerintah akan mencari utang dengan cara menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini disampaikan Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, kementerian Keuangan di Jakarta, Jumat (29/6). Rahmat bilang, sejak enam tahun terakhir pemerintah tidak lagi menambah porsi utang luar negeri. Sebagai gantinya, pemerintah menerbitkan SBN untuk menambal defisit APBN. "SBN juga diterbitkan untuk refinancing pinjaman luar negeri," terang Rahmat. Saat ini, rasio utang pemerintah terhadap GDP (debt to GDP rasio) jauh lebih kecil ketimbang negara lain. Scenaider Siahaan, Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu menambahkan, rasio utang terhadap GDP Indonesia saat ini hanya 24%.
RI pilih SBN daripada tambah utang luar negeri
JAKARTA. Pemerintah berkomitmen tidak menambah utang luar negeri. Namun, pemerintah akan mencari utang dengan cara menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini disampaikan Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, kementerian Keuangan di Jakarta, Jumat (29/6). Rahmat bilang, sejak enam tahun terakhir pemerintah tidak lagi menambah porsi utang luar negeri. Sebagai gantinya, pemerintah menerbitkan SBN untuk menambal defisit APBN. "SBN juga diterbitkan untuk refinancing pinjaman luar negeri," terang Rahmat. Saat ini, rasio utang pemerintah terhadap GDP (debt to GDP rasio) jauh lebih kecil ketimbang negara lain. Scenaider Siahaan, Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu menambahkan, rasio utang terhadap GDP Indonesia saat ini hanya 24%.