RI-Rusia Buat Kesepakatan Mutu Ekspor Perikanan



JAKARTA. Tak sembarang produk bisa masuk ke Rusia. Bekas Negeri Tirai Besi itu bahkan sangat rewel soal mutu. Karena itu, agar tak terjadi penolakan produk, Jumat (24/4) lalu, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) membuat kesepakatan soal mutu dengan Rusia.

"Kami menandatangai MoU mengenai mutu produk perikanan," tegas Martani Husaini, Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kelautan dan Perikanan.

MoU ini, papar Martani, merupakan kelanjutan dari rencana ekspor perikanan Indonesia ke Rusia. "Ini menjadi acuan bahwa produk perikanan yang akan masuk ke Rusia sudah memenuhi standar kualitas dan mutu," katanya.


Data DKP menunjukkan, tahun lalu ekspor ikan ke Rusia sekitar 4.500 ton. Ekspor ikan Indonesia itu terdiri dari dua jenis, yakni patin dan tuna. "Kita berharap bisa menaikkan sekitar 30% tahun ini" ujar Martani.

Direktur Ekspor Departemen Kelautan Perikanan Saut Hutagalung menambahkan, ekspor ikan Indonesia baru memenuhi 10% kebutuhan Eropa. "Baru 55.000 ton saja," katanya. Konsumsi ikan masyarakat Eropa mencapai 546.000 ton per tahun dengan nilai € 3,4 miliar. Untuk menggenjot ekspor, "Kami promosi langsung ke berbagai pasar baru seperti Rusia dan Cekoslovakia," ujar Saut.

Menurut Martani, pendekatan langsung itu perlu dilakukan karena masyarakat Eropa sangat sensitif terhadap isu keamanan makanan, termasuk isu perikanan. "Masing-masing negara sangat concern dengan isu food safety," tegasnya.

Meski standarnya sangat tinggi, pengusaha perikanan Indonesia tak gentar menggarap pasar Eropa bahkan siap meningkatkan ekspor. "Karena secara teknologi produksi perikanan kita sudah bisa bersaing," kata Eddy Yuwono, Ketua Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie