KONTAN.CO.ID - Baru-baru ini, Indonesia berbangga karena produk lokalnya turut berpartisipasi di ajang bergengsi London Fashion Week 2022. Wearing Klamby menjadi brand modest fashion pertama yang tampil di event internasional tersebut. Di tengah maraknya penetrasi tren pakaian luar negeri ke pasar lokal, Wearing Klamby menawarkan busana berkualitas yang mengangkat keunikan budaya Indonesia di dalam setiap produknya. Siapa yang sangka, brand lokal yang menembus panggung internasional ini mengawali perjalanannya dari berjualan barang bekas. Di tahun 2012, Nadine Gaus mencoba peruntungan dengan memasarkan kembali barang yang dibeli dari pasar barang bekas di sekitar Jogja. Mengandalkan media sosial, entrepreneur muda ini berhasil mendapatkan respon yang positif dari pelanggan pada saat itu. Pada tahun 2013, Nadine memutuskan untuk mendirikan brand sendiri dengan nama Wearing Klamby. Pada fase awal bisnis secara finansial Wearing Klamby hidup dari keuntungan berjualan barang bekas. Sampai suatu ketika Wearing Klamby menerima pesanan dari pelanggan internasional di Malaysia dan Singapura. Momentum ini berhasil menghasilkan keuntungan yang dapat dimanfaatkan Wearing Klamby dalam mengembangkan bisnis menjadi lebih besar lagi. Seiring berkembangnya bisnis, Wearing Klamby yang awalnya hanya menerima pesanan pre-order mulai memproduksi lebih banyak produk guna melayani permintaan pelanggan yang terus meningkat.
Wearing Klamby Brand Lokal yang Go International Andalkan Gerbang Pembayaran Online
KONTAN.CO.ID - Baru-baru ini, Indonesia berbangga karena produk lokalnya turut berpartisipasi di ajang bergengsi London Fashion Week 2022. Wearing Klamby menjadi brand modest fashion pertama yang tampil di event internasional tersebut. Di tengah maraknya penetrasi tren pakaian luar negeri ke pasar lokal, Wearing Klamby menawarkan busana berkualitas yang mengangkat keunikan budaya Indonesia di dalam setiap produknya. Siapa yang sangka, brand lokal yang menembus panggung internasional ini mengawali perjalanannya dari berjualan barang bekas. Di tahun 2012, Nadine Gaus mencoba peruntungan dengan memasarkan kembali barang yang dibeli dari pasar barang bekas di sekitar Jogja. Mengandalkan media sosial, entrepreneur muda ini berhasil mendapatkan respon yang positif dari pelanggan pada saat itu. Pada tahun 2013, Nadine memutuskan untuk mendirikan brand sendiri dengan nama Wearing Klamby. Pada fase awal bisnis secara finansial Wearing Klamby hidup dari keuntungan berjualan barang bekas. Sampai suatu ketika Wearing Klamby menerima pesanan dari pelanggan internasional di Malaysia dan Singapura. Momentum ini berhasil menghasilkan keuntungan yang dapat dimanfaatkan Wearing Klamby dalam mengembangkan bisnis menjadi lebih besar lagi. Seiring berkembangnya bisnis, Wearing Klamby yang awalnya hanya menerima pesanan pre-order mulai memproduksi lebih banyak produk guna melayani permintaan pelanggan yang terus meningkat.