KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Pamor jam tangan super mewah Richard Mille kembali mencuat. Ini setelah adanya kasus yang menimpa salah seorang pembeli jam mahal tersebut yang hingga kini belum mendapatkan jam asal Swiss tersebut dari salah satu butik jam ternama di salah satu pusat perbelanjaan mewah di ibukota.

Tentu kita masih ingat atas kasus korupsi yang menimpa mantan Ketua DPR RI asal Fraksi Golkar yakni Setya Novanto yang terjerat kasus anggaran proyek KTP elektronik senilai Rp 5,9 triliun. 

Dari pemberian Kontan.co.id sebelumnya, salah satu saksi yang menjadi tersangka perkara tersebut yakni Andi Agustinus alias Andi Narogong mengakui pernah memberikan jam tangan Richard Mille seharga US$ 135.000 kepada Setya Novanto.

Pemberian tersebut merupakan hasil patunganya dengan Johannes Marliem. Dugaannya, seperti keterangan dari sumber agen FBI sebelumnya, Marliem membelikan jam tangan tersebut di sebuah butik di Beverly Hills, Amerika Serikat.

Baca Juga: Richard Mille, jam tangan mewah kaum jetset yang kini tuai persoalan

Jam tangan terebut merupakan hadiah ulang tahun sekaligus ucapan terima kasih atas bantuan Novanto sehingga anggaran proyek KTP-elektronik senilai Rp 5,9 triliun di tingkat DPR RI disetujui.

"Itu ucapan terima kasih atas anggaran," kata Andi menjawab pertanyaan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ketika itu. 

Dalam pemberitaan situs berita di Los Angeles wehoville.com kala itu, agen khusus FBI Jonathan Holden menyatakan Marliem mengakui memberikan sejumlah uang dan benda lain kepada pejabat di Indonesia pada 2011. Keterangan itu didapatkan Holden dari pemeriksaan terhadap Marliem pada Agustus 2017.

Ternyata, jam mewah Richard Mille ini memang menjadi salah satu jam kesukaan para pesohor di negeri ini termasuk juga dunia. Beberapa olahragawan dunia hingga selebriti dunia pun pernah menjadi ikon dari Richard Mille, sebut saja Rafael Nadal hingga aktris Michelle Yeoh.

Selanjutnya: Sebelum sidang, Setnov bilang bisa beli sendiri jam mewah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon