BANDUNG. Para aktivisis muda kristiani mendaulat Wali Kota Ridwan Kamil didaulat sebagai tokoh penggerak pluralisme. Penghargaan itu diserahkan politisi Partai PDIP Maruarar Sirait yang diterima langsung Ridwan Kamil yang hadir dalam perayaan Natal pemuda pemudi Kristen Bandung Raya di Dago, Sabtu (28/1) malam. Kegiatan tersebut diikuti ratusan pemuda dari berbagai komunitas Kristen seperti Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Bethel Indonesia (GBI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gereja Kristen Pasundan (GKPs), dan lain-lain.
Dalam acara tersebut selain hadir politisi Maruarar Sirait terlihat pula penyanyi Edo Kondologit, dan perwakilan GP Anshor. Ketua panitia, Theo Cosner Tambunan mengatakan, acara itu dilaksanakan Paguyuban Pemuda Kristen Bandung Raya untuk menanamkan rasa kebhinekaan kepada pemuda Kota Kembang untuk mencegah intoleransi. Panitia menilai, Ridwan Kamil berhasil menegakkan semangat Pancasila dan menguatkan toleransi di antara warga dengan suku, ras, dan agama berbeda yang menghuni Kota Bandung. "Keberagaman dan kebhinekaan adalah hal yang indah. Gerakan intoleransi saat sangat marak terjadi. Kita miris melihat gerakan intoleransi merebak dan bisa memecah-belah kita bersama. Oleh karena itu kita laksanakan acara ini karena kita cinta akan gerakan toleransi di Kota Bandung," ujar Theo. Sementara itu, Ridwan Kamil menuturkan Bandung didesain sebagai kota pelesir dan tumbuh menjadi kota yang plural. Menurutnya, Indonesia pada hakikatnya adalah negara yang lahir dari perbedaan. Ratusan budaya, suku, dan bahasa menjadikan negeri ini sangat beragam namun bisa dipersatukan dengan semangat kemerdekaan. "Maka kalau ada orang yang ingin menyeragamkan Indonesia ini dengan paksaan, itu sudah melawan narasi sejarah. Enggak boleh ada pemaksaan untuk menyeragamkan urusan hidup kita," tutur Ridwan. Ridwan meyakini, warga Bandung punya sifat santun dan sangat toleran. Maka pada saat muncul peristiwa intoleransi, dia yakin hal tersebut dipicu oknum yang tidak merepresentasikan sikap warga Bandung. "Jadi jangan menggeneralisasikan bahwa orang Bandung semuanya begitu. Saya percaya, mayoritas warga Bandung sangat santun dan toleran," dia menegaskan.
Pada masa pemerintahannya, Ridwan menyatakan dia berupaya membangun kota dengan menegakkan paham pluralisme berdasar Pancasila dan peraturan yang berlaku. Sehingga, dia memastikan seluruh masyarakat Bandung dari latar belakang apapun memiliki hak yang sama. "Selama KTP-nya di Kota Bandung, masalah hidupnya adalah masalah saya," pungkasnya. (Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie