Rights Issue Bank Makin Semarak pada Semester II, Ini Rekomendasi Saham dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal semakin semarak dengan aksi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMEDT) atau rights issue di sektor perbankan. Mereka berencana menggelar aksi korporasi ini untuk memperkuat permodalan tahun ini. 

Beberapa bank pun akan menggelar rights issue pada semester II 2022. Mereka adalah Bank BTN, BSI, Bank Victoria International, Bank Ina Perdana, Bank Bumi Arta, Bank Neo Commerce dan Bank IBK Indonesia. 

Menanggapi hal itu, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai aksi korporasi tersebut sudah disesuaikan dengan rencana bisnis masing- masing perusahaan. 


"Apabila rencana bisnis tersebut memiliki potensi di masa datang, tentu mereka akan melakukan rights issue untuk mendukung rencana tersebut," kata Nico, Selasa (14/6). 

Baca Juga: Transaksi Tarik Tunai Tanpa Kartu Bank Mandiri Meningkat

Selain untuk mendukung rencana bisnis, rights issue kali ini juga mempertimbangkan kondisi pasar serta fundamental bank. Jika rights issue ini sejalan dengan bisnis perusahaan, maka diperkirakan minat pasar masih besar walau mereka cenderung hati - hati. 

Maraknya rights issue kali ini membuat investor memiliki banyak pilihan. Namun Nico justru merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham-saham emiten bank BUMN seperti Bank BTN dan BSI ketimbang yang lain.  

Menurut Nico, jika dibandingkan bank Buku IV lain, rasio permodalan (CAR) BTN masih paling kecil. Maka rights issue ini bisa menjadi salah satu langkah yang tepat untuk memperkuat permodalan perusahaan. 

"Untuk BSI, pasar syariah yang begitu besar, tentu menjadi salah satu kesempatan untuk bisa melakukan penetrasi. Apalagi, market share saat ini masih 7% sehingga peluang untuk bertumbuh pun masih sangat besar," jelasnya. 

Sejumlah bank pun sudah bergegas menggelar rights issue. Bank Ina misalnya, berencana menggelar rights issue pada kuartal IV 2022 dengan menggunakan laporan keuangan audit periode Juni 2022. 

Baca Juga: BTN Perkirakan PMN Rp 2,98 Triliun Bisa Dorong Penyaluran Kredit Hingga Rp 58 Triliun

Bank bersandi BINA ini membidik dana rights issue senilai Rp 1 triliun dengan melepas 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Nantinya dana yang diperoleh untuk memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun pada tahun ini. 

Apabila target rights issue tersebut tidak diserap pasar, maka pemegang saham eksisting yang di dalamnya ada Grup Salim akan menyerap sisa saham rights issue tersebut. 

"Pembeli siaga tentunya masyarakat dan existing pemegang saham (akan menyerapnya)," kata Direktur Utama Bank Ina Perdana, Daniel Budirahayu. 

Editor: Tendi Mahadi