Rights Issue Bank Neo Comerce Mundur ke Kuartal II-2022, Investor Siap Menyerap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) berencana memundurkan waktu rights issue menjadi kuartal kedua 2022. 

Namun Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan tidak mengungkapkan alasan mundurnya waktu pelaksanaan aksi korporasi tersebut. 

"Kami mau kuartal pertama, tapi karena satu dan lain hal, kami mundurin rencananya menjadi kuartal dua, kemungkinan bulan April atau Mei 2022," kata Tjandra dalam webinar Indonesia Investment Education - Bank, Above and Beyond, Sabtu (22/1).

Tjandra menyebutkan terdapat sejumlah investor strategis yang siap untuk menyerap saham rights issue Bank Neo Commerce. Untuk saat ini, investor tersebut adalah pengendali saham perusahaan. 

“Salah satu pemegang saham kami adalah Provident Grup bersama dengan Akulaku dan Gozco, dan ada investor eksisting yang komit akan ikutan lagi rights issue ini,” kata Tjandra.

Lalu, apakah investor baru akan memperbesar kapasitasnya dalam rights issue ini? Tjandra menjawab, ada kemungkinan besar investor ini akan memperbesar porsi sahamnya.

Baca Juga: Bank Ramai-ramai Rights Issue Tahun ini, Begini Prospeknya Menurut Analis

"Kalau investor strategis, kita ada pembicaraan dengan beberapa investor. Tapi kami belum bisa bagikan karena masih Januari, masih terlalu awal untuk diumumkan," terangnya. 

Namun sebagai gambaran, Tjandra menjelaskan jika rights issue tahun lalu mengalami oversubscribed sekitar 400%-500%. Jadi masih banyak investor belum bisa bergabung dalam rights issue tersebut. 

"Untuk rights issue berikut, keuntungan yang sangat baik kalau misalkan, mau investasi di BBYB," ujarnya. 

Rencananya, dana rights ini akan digunakan sebagian untuk belanja modal, seperti pengembangan infrastruktur digital. Hal ini sejalan dengan target 15 juta pengguna aplikasi digital Bank Neo Commerce tahun ini sehingga mendorong peningkatan dana murah. 

Sebelumnya, Bank Neo telah mengumpulkan dana rights issue Rp 2,5 triliun pada tahun lalu. Bank ini kembali melakukan aksi korporasi serupa demi memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun pada 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi