Rights Issue BNI di Kuartal IV 2010



JAKARTA. Pemerintah optimistis, penerbitan saham baru alias rights issue Bank BNI bisa digelar tahun ini. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengatakan, rights issue tersebut setidaknya bisa digelar pada kuartal IV 2010.

Menurutnya, aksi itu masih sesuai jadwal. "Mereka juga sudah melakukan roadshow dan tidak sedikit investor yang menyatakan ketertarikannya," kata Mustafa kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Eko Putroadijayanto, Staf Khusus Menteri BUMN menambahkan, target pelepasan saham baru Bank BNI memang mempertimbangkan kondisi pasar. Namun, Eko optimistis hajatan BNI ini akan sukses. "Memang biasanya pada kuartal IV market sepi, tapi mengingat yang rights issue Bank BNI, investor sudah paham bahwa saham ini bagus," ujar Eko. Oleh karena itu, ia yakin investor bakal menyerbu penerbitan saham baru BNI tersebut.


Eko bilang, penerbitan saham baru BNI penting mengingat jumlah saham BNI yang beredar di publik masih sedikit. Saat ini, porsi saham BNI yang dimiliki publik hanya 23,64%. Sebagian besar, yakni 76,36% dikuasai pemerintah.

Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen berharap, setelah rights issue porsi saham publik BNI bisa menjadi 40%. Ujung-ujungnya, saham BNI bisa lebih likuid di pasar.

Selain itu, BNI juga bisa mendapatkan potongan pajak penghasilan (PPh). Sesuai aturan, emiten dengan porsi saham publik 40% atau lebih akan mendapat diskon PPh 5% dari tarif yang berlaku.

Menurut perhitungan Yap, dari penerbitan saham baru itu BNI bisa meraup dana antara Rp 4 triliun - Rp 7 triliun. Imbasnya, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) Bank BNI bisa naik dari 13,1% jadi 15% -16%.

Direktur Utama BNI Gatot Suwondo menegaskan, dengan rights issue bank BNI bisa lebih ekspansif mengembangkan bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test