JAKARTA. PT Modern Internasional Tbk (MDRN) menggelar penawaran umum terbatas II (PUT II) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 959,726 juta saham baru atau 23,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan."Harga pelaksanaan sebesar Rp 550," ungkap manajemen Modern International dalam prospektus yang terbit, Selasa (16/10).Dengan demikian, emiten yang bergerak di bidang perdagangan, percetakan, jasa serta pemegang hak waralaba 7-Eleven melalui entitas anak ini dapat memperoleh dana sebesar-besarnya Rp 527,849 miliar melalui rights issue.PT Inti Putramodern sebagai pemilik 549,145 juta saham MDRN akan melaksanakan sebanyak 164,561 juta HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II. Sementara itu, Asialink Electronics Pte Ltd sebagai pemilik 1,245 miliar saham Perseroan tidak akan melaksanakan 373,572 juta HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II, namun akan mengalihkan seluruh HMETD yang menjadi haknya tersebut kepada PT CIMB Securities Indonesia.Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT II ini tidak seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsionalberdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan saham dengan Harga Pelaksanaan.Jadwal sementara periode tanggal pencatatan saham hasil HMETD di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah 2 November 2012 dengan periode perdagangan HMETD pada 2-8 November 2012.Sekitar 77,5% dari dana hasil PUT II atau maksimal Rp 399 miliar akan digunakan untuk penyertaan modal Perseroan pada anak usaha, PT Modern Putraindonesia. Dari jumlah tersebu, 70% akan digunakan anak usaha untuk membuka gerai baru 7-eleven di Jakarta dan sisanya untuk membiayai modal kerja.Sementara itu, sekitar 15% atau maksimal Rp 77 miliar akan digunakan untuk percepatan sebagian utang perseroan. Adapun sisanya, sekitar 7,5% atau sebanyak-banyaknya Rp 38 miliar akan digunakan untuk membiayai modal kerja perseroan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rights Issue, MDRN targetkan dana Rp 527,849 M
JAKARTA. PT Modern Internasional Tbk (MDRN) menggelar penawaran umum terbatas II (PUT II) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 959,726 juta saham baru atau 23,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan."Harga pelaksanaan sebesar Rp 550," ungkap manajemen Modern International dalam prospektus yang terbit, Selasa (16/10).Dengan demikian, emiten yang bergerak di bidang perdagangan, percetakan, jasa serta pemegang hak waralaba 7-Eleven melalui entitas anak ini dapat memperoleh dana sebesar-besarnya Rp 527,849 miliar melalui rights issue.PT Inti Putramodern sebagai pemilik 549,145 juta saham MDRN akan melaksanakan sebanyak 164,561 juta HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II. Sementara itu, Asialink Electronics Pte Ltd sebagai pemilik 1,245 miliar saham Perseroan tidak akan melaksanakan 373,572 juta HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II, namun akan mengalihkan seluruh HMETD yang menjadi haknya tersebut kepada PT CIMB Securities Indonesia.Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT II ini tidak seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsionalberdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan saham dengan Harga Pelaksanaan.Jadwal sementara periode tanggal pencatatan saham hasil HMETD di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah 2 November 2012 dengan periode perdagangan HMETD pada 2-8 November 2012.Sekitar 77,5% dari dana hasil PUT II atau maksimal Rp 399 miliar akan digunakan untuk penyertaan modal Perseroan pada anak usaha, PT Modern Putraindonesia. Dari jumlah tersebu, 70% akan digunakan anak usaha untuk membuka gerai baru 7-eleven di Jakarta dan sisanya untuk membiayai modal kerja.Sementara itu, sekitar 15% atau maksimal Rp 77 miliar akan digunakan untuk percepatan sebagian utang perseroan. Adapun sisanya, sekitar 7,5% atau sebanyak-banyaknya Rp 38 miliar akan digunakan untuk membiayai modal kerja perseroan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News