Rights issue rampung, modal disetor Bank Permata (BNLI) naik jadi Rp 4,85 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) telah menyelesaikan penguatan modal dengan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) IX atau rights issue. Lewat aksi ini, modal yang ditempatkan dan disetor Bank Permata meningkat menjadi sebesar Rp 4,85 triliun. 

Sekretaris Perusahaan Bank Permata Katharine Grace mengatakan modal itu terdiri dari 26,88 juta saham kelas A senilai Rp 336 miliar. Juga 36,15 miliar saham kelas B senilai Rp 4,51 triliun. 

“Tidak ada dampak kegiatan yang bersifat material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan , atau kelangsungan usaha perseroan,” tulis Khaterine dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/8). 


Hal itu telah dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Permata Nomor 56 tanggal 29 Juli 2021 dibuat di harapan Aulia Taufani SH Notaris di Jakarta Selatan. 

Baca Juga: didukung Lebaran, ekonom Bank Permata perkirakan ekonomi kuartal II-2021 tumbuh 6,37%

Akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Permata nomor AHU-AH.01.03-03433469 tanggal 30 Juli 2021. 

 

BNLI Chart by TradingView

Asal tahu saja, per Juni 2021, modal disetor Bank Permata sebanyak Rp 3,83 triliun. Nilai itu telah mendukung modal inti tier 1 bank sebanyak Rp 42,81 triliun hingga paruh pertama. Sehingga rasio kecukupan modal yang diukur pada capital adequacy ratio (CAR) Bank Permata kokoh di level 35,43%. 

Sebelumnya, BNLI tengah melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terdahulu (HMETD) atau rights issue, dengan sebanyak-banyaknya 88 miliar saham kelas B dengan nominal Rp 125 per saham.

“Setelah itu, dana baru bisa digunakan untuk tujuan ekspansi kredit dan aset produktif lainnya,” ujar Direktur Keuangan PermataBank, Lea Kusumawijaya kepada Kontan.co.id.

Lea menjelaskan, dengan dana rights issue, Bank Permata berencana akan memperkuat struktur permodalan. 

“Perluasan skala bisnis dan pertumbuhan kredit sehat, baik secara organik maupun anorganik menjadi fokus utama dalam meningkatkan kinerja PermataBank,” tambahnya. 

Salah satu caranya adalah dengan mengimplementasikan strategi, dan eksekusi yang tepat serta dukungan teknologi digital menjadi kebutuhan solusi bisnis. 

“Saat ini, di tengah pandemi Covd-19, solusi perbankan digital menjadi kebutuhan mendasar nasabah yang menjadi prioritas PermataBank, sehingga nasabah mendapatkan kepuasan bertransaksi dengan cepat, aman dan nyaman,” jelas Lea. 

Sejalan dengan itu, Bank Permata tetap mempertahankan bisnis yang berkelanjutan dengan memperkuat governance, manajemen risiko, dan kepatuhan. 

“Karena hal ini yang menjadi landasan fundamental utama untuk mendukung pertumbuhan bisnis, dan penyelenggaraan fungsi intermediary sebagai agen pembangunan secara berkelanjutan,” jelas Lea. 

Sebagai tambahan informasi, Bank Permata mengatakan Bangkok Bank selaku pemilik 98,71% saham BNLI telah menyatakan akan melaksanakan seluruh haknya dalam rights issue tersebut, dan telah menyetorkan Rp 10,82 triliun pada 21 Desember 2020 yang diperhitungkan sebagai dana setoran modal Bank Permata.

Selanjutnya: Moxa gandeng Bank Permata luncurkan layanan pembukaan tabungan Permata Moxaku

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi