Rilis data Eropa buruk, yen menguat



JAKARTA. Yen melanjutkan penguatan. Rilis data Eropa membuat mata uang negeri Sakura ini terus menguat. Sebelumnya, yen berhasil ditekan karena pernyataan Bank of Japan yang akan melemahkan mata uang ini.

Hingga pukul 17:13 WIB, yen masih menguat hampir terhadap semua mata uang utama. Melawan dollar Amerika Serikat, yen menguat 0,18% menjadi 78,32. Terhadap euro, yen berhasil naik 0,34% ke level 96,81. Begitu juga menghadapi dollar Australia, yen menanjak 0,36% ke 82,64.

Indeks Bloomberg Correlation-Weighted mengukur 10 mata uang negara, yen menguat 3,4% dalam tiga bulan terakhir. Dollar AS naik 1,4% sementara euro anjlok 4,5% dalam kurun waktu yang sama.


Penguatan yen didorong rilis data pemesanan barang pabrik (factory orders) Jerman dan output industri Italia yang diperkirakan turun. Pemesanan barang pabrik Jerman diperkirakan turun 7%, sedangkan output industri Italia diperkirakan jatuh 6,5% dalam 10 bulan terakhir.

Perdana Menteri Italia, Mario Monti yang menyatakan perbedaan sikap dalam mengatasi krisis utang Eropa menyeret yen. "Ketidakpastian Eropa menguntungkan bagi yen karena mata uang ini lebih cenderung menjadi safe haven," ujar analis senior Harvest International Futures, Tonny Mariano, Senin (6/8).

Dollar AS mempunyai posisi sama dengan yen. Tapi karena rawan koreksi, investor lebih pilih yen. "Seharusnya yen bukan pilihan utama karena tingkat suku bunga rendah. Pelaku pasar lebih sering menjadikannya mata uang pendanaan," ujar Tonny.

Kepala Analis Askap Futures, Suluh Wicaksono, menyarankan investor hati-hati pada penguatan yen. Mata uang ini rawan diintervensi pemerintah. "Pelaku pasar harus tetap waspada karena setelah index dollar AS yang jatuh kemarin," kata Suluh. Dia memperkirakan hari ini akan mengalami rebound. Sejumlah analis dihubungi KONTAN memperkirakan pergerakan yen akan mixed terhadap pasangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana