Rilis Data Inflasi AS Akan Jadi Penentu Arah Aset Kripto



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan market aset kripto pada pekan ini terlihat merangkak naik dan berjuang untuk tidak anjlok lebih dalam di tengah penguatan sinyal resesi.

Melansir situs CoinMarketCap pada Kamis (7/7) pukul 11.40 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi terbesar berhasil berada di zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) melambung 2,73% ke US$ 20.396 dalam 24 jam terakhir. 

Sementara, nasib altcoin lain seperti Ethereum (ETH) lebih baik, naik 4,58% ke US$ 1.170,04 di waktu yang sama. Binance Coin (BNB), Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) juga mengalami peningkatan masing-masing 3,06%, 2,81% dan 2,50%.


Baca Juga: China Alami Peretasan Terbesar dalam Sejarah, 1 Miliar Warga Kena Dampak

Trader Tokocrypto Afid Sugiono melihat pergerakan market kripto yang mengalami kenaikan singkat ini disebabkan karena investor yang mulai bersemangat. Hal ini pasca menguatnya kembali indeks pasar saham AS.

"Hal ini wajar saja, mereka selalu berkaca pada stock market AS, untuk melihat ketertarikan market secara keseluruhan terhadap aset berisiko secara umum," kata Afid dalam keterangan tertulis, Kamis (7/7).

Jika mengacu laporan terbaru Coin Metrics, kini korelasi antara aset kripto dan indeks saham AS telah mencapai level terkuatnya di kuartal kedua 2022 sejak Maret 2020. Artinya, bisa dibilang Bitcoin dan ekuitas AS bergerak hampir sejajar.

Baca Juga: Kecemasan Resesi Memicu Derasnya Dana Asing Keluar dari Bursa Saham Asia

Meski demikian, Afid menyebut reli singkat ini kemungkinan hanya sementara karena sentimen utama market kripto belum kondusif. Menurutnya, investor masih mencermati dinamika makroekonomi dan efektivitas pengetatan kebijakan moneter The Fed terhadap tingkat inflasi AS. 

"Belum lagi kegagalan yang terjadi di ekosistem kripto itu sendiri seperti kegagalan platform kripto, Three Arrows Capital (3AC) dan Voyager. Pada akhirnya, investor meyakini bahwa harga tidak akan naik dalam waktu dekat, kecuali perubahan tak terduga terjadi," imbuhnya.

Afid menambahkan, saat ini investor sangat menanti data inflasi AS yang bakal dirilis pekan depan. Data ini menjadi penting karena akan menunjukkan kebijakan moneter The Fed yang agresif efektif atau tidak. 

Oleh karena itu, jika inflasi bisa turun dan diikuti dengan indikator ekonomi lainnya, ia memperkirakan para investor bisa merasa lebih yakin masuk ke market kripto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati