Rilis data jelek, GBP merunduk di depan USD



JAKARTA. Rilis data indeks kenaikan upah Inggris bisa membuat Bank of England menunda kenaikan suku bunga. Oleh karena itu, GBP tunduk di hadapan USD meskipun indeks dollar AS juga sedang turun.

Mengutip Bloomberg, Rabu (12/8) pukul 16.44 pasangan GBP/USD turun tipis 0,02% ke level US$ 1,5569 dibandingkan hari sebelumnya.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan bahwa rilis data ekonomi Inggris pada Rabu (12/8) mengenai indeks kenaikan upah atau Average Earnings Index 3m/y per bulan Juli megecewakan karena tida sesuai ekspektasi, yaitu turun di level 2,4% dibandingkan periode sebelumnya di 3,2%. Sebenarnya, rilis data di hari yang sama mengenai Claimant Count Change atau data pengangguran per Juli 2015 memperlihatkan pengurangan di level -4,900 dibandingkan periode sebelumnya di 200.


“Sepertinya pasar lebih menaruh perhatian kepada indeks kenaikan upah Inggris yang berpengaruh terhadap tingkat inflasi Inggris. Karena datanya jelek, bisa memicu kemungkinan BoE untuk menunda kenaikan suku bunga,” kata Faisyal.

Sementara itu, dari pihak USD, Faisyal menjelaskan sebenarnya USD sedang diuntungkan karena devaluasi Yuan. Akan tetapi, Faisyal menambahkan, bahwa belum cukup data mengenai turunnya indeks dollar pada Rabu (12/8).

“Hari ini (Rabu, 12/8), dollar AS masih minim sentimen,” tambah Faisyal.

Sementara, dari sisi kebijakan bank sentral kedua negara ini, Faisyal mengutarakan bahwa BoE dan the Fed sama-sama berprospek untuk menaikkan suku bunganya. “Kebijakan yang sama ini membuat GBP menjadi mata uang yang tetap kokoh di hadapan USD,” ujar Faisyal.

Untuk Kamis (13/8), Faisyal menduga ada peluang untuk pelemahan GBP karena antisipasi dengan pernyataan FOMC dari William Dudley. “Jika pernyataan Dudley hawkish mengenai kenaikan suku bunga, bisa menguatkan USD dan otomatis GBP melemah,” tutup Faisyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie