Rilis Data Neraca Perdagangan Jadi Penggerak Rupiah pada Kamis (15/9)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) rontok pada perdagangan Rabu (14/9). Rupiah Jisdor berada di level Rp 14.923 per dolar AS atau melemah 0,42%. Sejalan. rupiah spot juga turun 0,38% ke Rp 14.908 per dolar AS.

Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pergerakan rupiah pada Rabu (14/9) banyak dipengaruhi oleh laporan inflasi AS, yang terpantau lebih panas.

Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada Agustus naik 0,1% dari bulan sebelumnya dan membuat inflasi tahunan 8,3%. Padahal, CPI diproyeksi susut 0,1% dari bulan sebelumnya dan membuat inflasi tahunan 8,1%.


CPI AS di bulan Agustus, selain makanan dan energi, tumbuh 0,6% secara bulanan dan membuat inflasi inti capai 6,3% secara tahunan. Realisasi ini lebih kuat dari ekspektasi yang naik 0,3% dari bulan sebelumnya serta naik 6,1% secara tahunan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan sepakat bahwa rilis data inflasi AS mendominasi pergerakan rupiah pada hari ini.

Baca Juga: Tak Berdaya, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 14.908 Per Dolar AS Hari Ini (14/9)

"Rilis data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan mendorong ekspektasi bahwa Fed berpotensi untuk kembali menaikkan suku bunga FFR sebesar 75 bps pada rapat FOMC bulan September ini," jelas dui pada Kontan, Rabu (14/9).

Nah, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed tersebut mendorong penguatan dolar AS terhadap mata uang global, tak terkecuali rupiah.

Selain itu, Josua bilang, sentimen risk off turut mempengaruhi koreksi pasar saham Asia hari ini termasuk IHSG yang tercatat melemah 0,5% ke level 7.278.

Untuk perdagangan Kamis (15/9), Josua melihat pelaku pasar akan mencermati rilis data ekonomi AS, seperti Producer Price Index (PPI) final demand dan mortgage application.

Baca Juga: Loyo, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.923 Per Dolar AS Pada Rabu (14/9)

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data neraca dagang bulan Agustus yang diperkirakan surplus sekitar US$ 3,7 miliar dari bulan sebelumnya yang surplus US$ 4,22 miliar. Josua memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.825- Rp 14.925 per dolar AS pada Kamis (15/9)

Sementara itu Sutopo memprediksi, besok rupiah berpotensi bergerak sideways dengan rentang Rp 14.850 - Rp 14.950 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari