RIM direlaksasi, BRI optimistis penyaluran kredit akan terakselerasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Bank Indonesia merelaksasi rasio intermediasi makroprudensial (RIM) menjadi 84%-94% disambut PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Direktur Utama BRI Suprajarto bahkan berniat meningkatkan target penyaluran kreditnya tahun ini.

“Sebelumnya kami menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 12%-14%. Namun seiring optimisme dunia usaha dan banyaknya stimulus dari pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat, termasuk relaksasi RIM. Tahun ini, pertumbuhan kredit kami bisa tumbuh di atas 14%,” kata Direktur Utama BRI Suprajarto kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).

Dari jadwal bank sentral, relaksasi RIM tersebut baru akan terimplementasi Semester 2/2019 mendatang. Nah guna merevisi target pertumbuhan, BRI bisa memanfaatkan revisi RBB di akhir semester 1/2019 kelak.


Sementara akhir 2018 lalu, Suprajarto bilang RIM perseroan berada di level 88,5%. Dengan relaksasi ini bank terbesar di Indonesia ini menargetkan bisa mencapai RIM di level 89%.

“Relaksasi ini tentu berdampak positif untuk perbankan, karena dengan level intermediasi yang meningkat penyaluran kredit ke sektor riil juga akan bertambah seiring pendanaan yang dikumpulkan,” lanjutnya.

Disamping menghimpun dana pihak ketiga (DPK), hingga 2020 kelak, perseroan juga menargetkan dapat menghimpun dana nonkonvensional melalui penerbitan obligasi senilai Rp 20 triliun. Rencana tersebut pun termasuk penerbitan green bonds senilai Rp 500 juta pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi