Ringgit menguat , harga CPO makin terdesak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diprediksi masih akan mengalami penurunan harga jual hingga akhir pekan kedua November 2018. Pelemahan harga, salah satunya terjadi karena naiknya cadangan CPO di Malaysia.

Berdasarkan Bloomberg, harga CPO tembus ke bawah RM 2.000 per metrik ton. Rabu sore (14/11), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2019 di Malaysia Derivative Exchange melemah 1,69% dari harga hari kemarin RM 2.007 per metrik ton.

Dalam sepekan, harga CPO sudah anjlok 6,54%. Posisi CPO kali ini juga menjadi yang terburuk sejak 2015.


Menurut Analis Monex Investindo Futures Faisyal, selain soal cadangan minyak kelapa sawit, penguatan kurs ringgit Malaysia juga ikut melemahkan harga CPO, lantaran harga menjadi lebih mahal.

"Penyebab lainnya saat ini ringgit sedang dalam penguatan," kata Faisyal kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (15/11).

Selain itu, sentimen kenaikan pajak impor CPO dari India naik dari 30% menjadi 44%. Hal tersebut semakin melemahkan harga jual CPO.

Faisyal berpandangan pelemahan CPO masih akan terjadi hingga akhir pekan kedua November. Harga jual CPO akan berada pada kisaran 1945-1970 hingga Jumat (16/11).

Secara teknikal, harga CPO bergerak ke bawah moving average (MA) 50 dan MA 100. Sementara stochasticnya sudah di area jenuh jual namun masih berpotensi turun dengan berada di level 2.35.(Lita Febriani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia