Ringgit perkasa, pesona CPO di mata investor asing memudar



KUALA LUMPUR. Kontrak harga crude palm oil (CPO) kembali melorot. Dengan demikian, harga CPO sudah turun selama dua hari berturut-turut. Penurunan harga CPO terjadi setelah ringgit Malaysia perkasa ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Kondisi itu membuat pesona CPO memudar di mata pembeli asing. Siang tadi, kontrak harga CPO untuk pengantaran Juni di Malaysia Derivatives Exchange turun 1,7% menjadi 3.303 ringgit atau US$ 1.103 per metrik ton. Pada sesi pagi, kontrak yang sama ditutup pada level 3.306 ringgit. Pada minggu lalu, harga CPO sudah melejit sebesar 4,1%. Sementara itu, ringgit Malaysia masih saja perkasa dan ditransaksikan di atas level 3 terhadap dollar AS. Ini merupakan kejadian pertama dalam 13 tahun. Menguatnya ringgit seiring beredarnya spekulasi kalau bank sentral akan menaikkan suku bunga acuannya. "Harga CPO dari Malaysia menjadi sangat mahal nantinya. Jika Anda importir atau produsen makanan, Anda sebaiknya mengganti CPO dengan minyak kedelai di AS," papar Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie