Ringgit pimpin penguatan mata uang di Asia



KUALA LUMPUR. Mata uang Asia mulai mendapatkan tenaga untuk bangkit setelah terpuruk selama delapan pekan. Data positif dari industri jasa Amerika Serikat (AS) yang tumbuh lebih pesat dari perkiraan berhasil menjadi sumber energi utama bagi sebagian besar mata uang.

Penguatan dipimpin oleh ringgit Malaysia yang menuju kenaikan terbesar sejak April. Bath Thailand juga melanjutkan kenaikan setelah bursa regional positif.

Pada perdagangan pukul 10:06 waktu Kuala Lumpur, ringgit maju 0,7% ke 3,1770 per dollar AS. Bath menguat 0,5% mendekat ke titik terkuat dua minggu di 31,48 dan peso Filipina maju 0,4% ke 43,295. Kemudian dollar Taiwan menguat 0,4% menjadi NT$ 29,894.


Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index berhasil naik 0,2%. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 12 April. Selama bulan ini, indeks meningkat 0,3% setelah kehilangan 2,8% pada Mei silam yang merupakan pelemahan terburuk sejak September 2011. MSCI Asia Pacific Index melaju 0,6% setelah melakukan reli 1,1% kemarin.

"Pertemuan G7 membantu menstabilkan situasi Eropa. Hal ini memberikan sentimen yang lebih baik pada perekonomian, khususnya pasar saham dan mata uang," Hideki Hayashi, peneliti Japan Center for Economic Research di Tokyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: