Rio Tinto Indonesia Pastikan Tidak Kurangi Karyawan



JAKARTA. Meskipun perusahaan induknya akan merumahkan 14.000 karyawan akibat krisis keuangan global dan penurunan permintaan komoditi tambang, PT Rio Tinto Indonesia memastikan kebijakan tersebut tidak akan dilakukan di Indonesia. Kepastian ini disampaikan Budi Irianto, Juru Bicara Rio Tinto. Meskipun Budi mengakui bahwa perusahaan tambang ketiga terbesar di dunia sekaliber Rio Tinto tempatnya bekerja tidak mungkin kebal terhadap krisis ini. "Namun saat ini organisasi Rio Tinto Indonesia sudah cukup langsing dan efisien. Ke depan kami akan tetap efisien dan berhemat," ujar Budi melalui pesan singkatnya," Kamis (11/12). Sebelumnya Rio Tinto Group, perusahaan pertambangan yang bermarkas di Inggris dan Australia menyatakan akan merumahkan 14.000 karyawan dan memotong anggaran belanja pada tahun depan untuk mengurangi tingkat utangnya. Jumlah pekerja yang dirumahkan itu sekitar 14% dari total 97.000 pekerja Rio Tinto. Perusahaan terpaksa melakukan kebijakan ini akibat krisis finansial global yang akhirnya menurunkan permintaan logam dunia. Menurut Omar S Anwar, Presiden Direktur Rio Tinto Indonesia, kebijakan merumahkan karyawan yang diambil Rio Tinto Groups akan dilanjutkan dengan melakukan konsolidasi internal. Yaitu menghemat belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 5 miliar dan controllable operating costs sebesar US$ 2.5 miliar pada tahun 2010. "Khusus Rio Tinto Indonesia, secara tidak langsung dan langsung akan melakukan efisiensi buat penghematan dari sisi pengeluaran biaya. Pada akhirnya tujuan dari langkah yang diambil kantor pusat Rio Tinto di London adalah untuk memosisikan perusahaan untuk tetap kuat dari sisi perusahaan sehingga apabila harga komoditi pulih, perusahaan juga bisa melanjutkan kegiatannya juga," jelas Omar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Didi Rhoseno Ardi