KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Dharma Putra Sejati Energi Sukses Pratama (DPS ESP) atau lebih dikenal dengan Risco DPS, sebuah perusahaan hasil kerjasama antara Risco Energy dengan DPS, mengumumkan pencapaian nihil cedera yang menyebabkan hilangya hari kerja (
zero Lost Time Injury/LTI) dalam tahun pertama beroperasinya fasilitas Sambera. Pencapaian pada fasilitas Sambera ini juga termasuk nihil insiden tumpahan gas alam (Liquefied Natural Gas/LNG) selama beroperasi dimana telah dialirkan dan dikirim ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) gas sebanyak 3.000 tank LNG ISO dan 1.000.000 MMBTU.
Baca Juga: Saka Energi dan CNOOC batal kelola blok terminasi Di Indonesia, Risco DPS mengoperasikan dan mengendalikan transportasi dan penyimpanan LNG serta fasilitas regasifikasi di Sambera, Kalimantan Timur, untuk pengiriman gas ke PLN melalui metode mobilisasi/transportasi truk. Risco DPS juga menjalin kerjasama dengan PT Pertagas Niaga (PTGN), sebuah perusahaan hasil kolaborasi antara PT Pertamina dengan PLN. Kondisi geografis dan infrastruktur Indonesia terutama di pedalaman yang sebagian besar belum tersentuh pembangunan menjadi tantangan dalam pengembangan rantai infrastruktur pengiriman LNG. Untuk mengatasi masalah ini, Risco DPS menawarkan solusi berupa tersedianya infrastruktur transportasi LNG berukuran kecil-menengah. Solusi ini untuk memenuhi kebutuhan PLN dalam mendukung pembangkit listrik berskala kecil di berbagai titik kepulauan Indonesia. “Bisnis skala kecil-menengah seperti fasilitas Sambera yang disediakan Risco DPS untuk pembangkit listrik PLN merupakan peluang bisnis yang menjanjikan di industri LNG di masa depan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia dapat memanfaatkan model infrastruktur transportasi seperti yang disediakan Risco DPS,” ujar Direktur Pengembangan Bisnis Risco DPS, Z. Rafiq Iskandar, dalam siaran pers hari ini.
Baca Juga: Pemerintah perpanjang kontrak Blok Tuban dan Ogan Komering selama enam bulan Tahun operasional pertama yang sukses bersama PTGN dan PLN, menandai perubahan besar yang dilakukan PLN dalam mengubah Program Kelistrikan Nasional di masa depan. General Manager (GM) PLN untuk KITLUR Kalimantan Timur Ikram mengatakan bahwa Unit Induk Pembangkit dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sambera 2x18 MW sejak Mei 2018, dimana LNG dipasok oleh PT Badak NGL bekerjasama dengan PTGN dan Risco DPS. Risco DPS terus berkomitmen mendukung kebutuhan PLN yang terus meningkat melalui perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi LNG secara utuh. Direktur Utama PTGN Linda Sunarti mengatakan, “Pemanfaatan LNG akan terus meningkat, terutama untuk memenuhi permintaan dalam negeri (domestic). Model bisnis seperti ini merupakan sarana pengiriman LNG yang pertama kali diperkenalkan dalam memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Kami berharap model ini bisa menjadi role model bagi proyek pembangkit listrik serupa di seluruh Indonesia.” katanya. Direktur Utama & CEO PT. Badak NGL Didik Sasongko menambahkan, proyek-proyek seperti ini mendapat perhatian khusus terutama dalam pengembangan industri LNG Indonesia di masa depan.
Baca Juga: Pertamina kebut penyelesaian T&C delapan Blok Terminasi “Bisnis ini merupakan proyek percontohan untuk penjualan LNG ritel di Indonesia serta memiliki peran strategis untuk distribusi LNG skala kecil di Kawasan Indonesia bagian Tengah dan Timur. Bisnis ini juga sejalan dengan mandat Kementerian Keuangan agar memberikan nilai tambah untuk aset LNG di Bontang." ujarnya.
Risco DPS berkomitmen untuk melanjutkan kontribusinya terhadap masa depan bisnis infrastruktur transportasi/distribusi LNG skala kecil-menengah (mid-stream) untuk memenuhi kebutuhan PLN dan para pelaku industri lainnya di Indonesia. Direktur Operasi Risco DPS Aditya Pratama mengatakan, "Proyek ini merupakan terobosan terdepan antara PLN, PTGN dan Risco DPS, melalui metode alternatif yang baru dan efektif untuk mengangkut gas serta membangun infrastruktur gas untuk listrik." "Perusahaan ini berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah dalam konversi energi dari bahan bakar solar ke gas. Caranya dengan mendorong berbagai inovasi bisnis dan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan," pungkas Rafiq. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini