Riscon Realty IPO tahun ini, simak kata analis OSO Sekuritas berikut ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Riscon Victory, perusahaan pengembang properti yang juga dikenal dengan nama Riscon Realty berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat skema Initial Public Offering (IPO) dalam tahun 2019 ini.

Tedy J. Sitepu, Chief Financial Officer Riscon Realty menyatakan bahwa pihaknya berencana untuk menggelar IPO dengan tujuan untuk mencari pendanaan baru untuk ekspansi ke depan.

"Kita memang berencana IPO tahun ini. Saat ini, kita masih terus melakukan persiapan namun nanti lampu hijaunya akan menunggu kondisi ekonomi makro yang lebih pas dengan kita," paparnya kepada kontan.co.id, Senin (4/2).


Tedy bilang, estimasi saham yang bakal dilepas ke publik sekitar 20% sampai 30%. "Di mana dana yang diperoleh sekitar 80% akan digunakan untuk pengembangan landbank dan sebesar 20% untuk modal kerja konstruksi. Target dananya berkisar dari Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun," lanjut dia.

Tedy melanjutkan bahwa saat ini pihaknya masih fokus pada penataan dan penguatan internal. "Kita berharap sekitar semester II 2019 sudah bisa IPO. Semoga demikian karena kita juga masih pertimbangkan kondisi ekonomi pasca pemilu," pungkas dia.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, peluang IPO tersebut bakal dilirik atau tidak oleh investor bergantung pada kondisi sektor properti ke depan.

"Salah satunya kita harus menunggu rilis mayoritas Laporan keuangan dari emiten-emiten properti di tahun 2018. Selain itu, kita tahu di tahun 2018 kinerja sektor properti masih dibilang lesu dan belum memperlihatkan tanda perbaikan," ujarnya hari ini, (6/2).

Sukarno bilang yang akan menjadi tantangan bagi sektor properti ke depan berasal dari trend kenaikan suku bunga. "Tapi untuk sekarang sudah sedikit bisa bernapas lega karena The Fed menahan tingkat suku bunga mereka," lanjutnya.

Sukarno lalu menjelaskan,soal prospek IPO Riscon Realty, investor biasanya akan melakukan perhitungan terlebih dahulu dengan perhitungan sederhana seperti Price Earning Ratio (PER) nya dengan membandingkan dengan PER indutrinya.

"Pastinya investor akan memperhatikan timing listingnya kapan. Makanya di semester II tepatnya di bulan berapa dan harus tetap melihat kondisi trend indeksnya," tambahnya.

Ia pun bilang rencana IPO tersebut menarik dan boleh diikuti investor karena keadaan yang masih lesu dalam arti trend turun jadi kesempatan untuk mengoleksi saham property.

"Alasannya karena sewaktu-waktu pastinya akan berubah. Tepatnya untuk investasi jangka panjang, disitulah peluang yang di dapat," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto