KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Visa, mengumumkan hasil studi independen yang dilakukan oleh Roubini ThoughtLab dan ditugaskan oleh Visa seputar dampak ekonomi dari meningkatnya frekuensi pembayaran elektronik di kota-kota besar di seluruh dunia. Studi yang dilaksanakan di 100 kota tersebut memprediksi bahwa transisi menuju pembayaran elektronik, seperti kartu ataupun mobile payment, dapat mendatangkan manfaat (net benefit) hingga US$ 470 miliar per tahun, atau setara dengan 3% dari rata-rata produk domestik bruto (PDB) di kota-kota tersebut. Jakarta sebagai salah satu dari 100 kota yang diteliti diprediksi dapat mendulang manfaat dari menerapkan pembayaran digital yang lebih besar. Perekonomian Jakarta diperkirakan dapat memperoleh manfaat langsung (direct net benefit) sebesar US$ 4,6 miliar per tahun dengan melakukan transisi ke tingkat tercapainya penggunaan non-tunai atau achievable level of cashlessness dari level kematangan digital saat ini yang adalah Cash Centric untuk kota Jakarta. Manfaat langsung bagi konsumen diestimasi mencapai US$ 0,1 miliar per tahun diperoleh dari penghematan waktu dalam bertransaksi dan penurunan kejahatan menyangkut uang tunai. Pelaku usaha juga akan menikmati manfaat langsung hingga US$ 3,7 miliar karena proses pembayaran yang lebih singkat dan meningkatnya penjualan. Pemerintah juga berkesempatan mendapatkan manfaat langsung hingga US $0,8 miliar dari pendapatan pajak yang meningkat, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dan biaya peradilan kejahatan kriminal yang lebih rendah.
Riset Visa: Transaksi non tunai bisa menghemat US$ 470 miliar per tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Visa, mengumumkan hasil studi independen yang dilakukan oleh Roubini ThoughtLab dan ditugaskan oleh Visa seputar dampak ekonomi dari meningkatnya frekuensi pembayaran elektronik di kota-kota besar di seluruh dunia. Studi yang dilaksanakan di 100 kota tersebut memprediksi bahwa transisi menuju pembayaran elektronik, seperti kartu ataupun mobile payment, dapat mendatangkan manfaat (net benefit) hingga US$ 470 miliar per tahun, atau setara dengan 3% dari rata-rata produk domestik bruto (PDB) di kota-kota tersebut. Jakarta sebagai salah satu dari 100 kota yang diteliti diprediksi dapat mendulang manfaat dari menerapkan pembayaran digital yang lebih besar. Perekonomian Jakarta diperkirakan dapat memperoleh manfaat langsung (direct net benefit) sebesar US$ 4,6 miliar per tahun dengan melakukan transisi ke tingkat tercapainya penggunaan non-tunai atau achievable level of cashlessness dari level kematangan digital saat ini yang adalah Cash Centric untuk kota Jakarta. Manfaat langsung bagi konsumen diestimasi mencapai US$ 0,1 miliar per tahun diperoleh dari penghematan waktu dalam bertransaksi dan penurunan kejahatan menyangkut uang tunai. Pelaku usaha juga akan menikmati manfaat langsung hingga US$ 3,7 miliar karena proses pembayaran yang lebih singkat dan meningkatnya penjualan. Pemerintah juga berkesempatan mendapatkan manfaat langsung hingga US $0,8 miliar dari pendapatan pajak yang meningkat, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dan biaya peradilan kejahatan kriminal yang lebih rendah.