Rishi Sunak Jadi Perdana Menteri Inggris Terkaya yang Pernah Ada



KONTAN.CO.ID - LONDON. Rishi Sunak rupanya menjadi orang terkaya yang pernah menempati 10 Downing Street London, kantor Perdana Menteri Inggris.

Sunak dan istrinya, Akshata Murthy, pada bulan Mei lalu ada di urutan 222 dalam The Sunday Times UK Rich List dengan kekayaan bersih yang dilaporkan sebesar 730 juta pound, atau sekitar Rp 13 triliun.

Sunak sekaligus menjadi politisi garis depan pertama yang masuk dalam daftar sejak dimulai pada tahun 1989.


Kini Sunak menjadi Perdana Menteri Inggris terkaya versi Guiness Book of World Records menggeser Edward Stanley. Kekayaan Stanley pada abad ke-19 sebesar 7 juta pound, atau setara dengan 450 pound di masa sekarang.

Baca Juga: Melihat Kebijakan Rishi Sunak untuk Mengatasi Krisis Politik dan Ekonomi di Inggris

Latar Belakang Pendidikan dan Keluarga Sunak

Dilansir Reuters, Sunak menempuh pendidikan swasta di sekolah elit Winchester College sebelum melanjutkan ke Universitas Oxford di mana ia belajar Politik, Filsafat dan Ekonomi.

Pendidikan yang diambilnya sejalan dengan perdana menteri Konservatif sebelumnya, Liz Truss dan David Cameron.

Ayahnya merupakan seorang dokter dan ibunya seorang apoteker. Pengalamannya membantu penggajian bisnis keluarga membuat Sunak tertarik dengan pendidikan ekonomi.

Setelah lulus, Sunak bekerja sebagai analis di Goldman Sachs dan di hedge fund sebelum ia memasuki dunia politik.

Terlepas dari semua itu, ternyata sebagian besar kekayaan keluarganya berasal dari istrinya, Akshata Murthy.

Istri Sunak adalah warga negara India yang memegang 0,93% saham di Infosys senilai sekitar US$721 juta. Sementara ayah mertuanya, N.R. Narayana Murthy, oleh Forbes dicatat memiliki kekayaan mencapai US$4,5 miliar berkat perusahaan teknologi Infosys yang dikelolanya.

Baca Juga: Profil Istri PM Inggris, Akshata Murty, Apakah Dia Seorang Miliarder?

Menghindari Pajak dan Gagal Mengatasi Krisis Ekonomi

Sunak dan istrinya bulan April lalu sempat menghadapi kemarahan publik atas status pajak "non-domisili" Murthy. Artinya, dia tidak membayar pajak di Inggris atas penghasilannya di luar negeri.

Murthy kemudian melepaskan statusnya dan mengatakan dia akan membayar pajak Inggris atas pendapatan globalnya.

Naiknya Sunak ke kursi tertinggi pemerintahan Inggris juga mendapat kritik keras dari Partai Buruh yang menjadi oposisi utama.

Sunak dianggap gagal menumbuhkan ekonomi dan mengatasi inflasi ketika dirinya masih menjadi Menteri Keuangan.

"Ini adalah Rishi Sunak yang sama yang sebagai menteri gagal menumbuhkan ekonomi, gagal mengatasi inflasi, dan gagal membantu banyak keluarga keluar dari krisis biaya hidup. Dia juga Rishi Sunak yang sama yang keluarganya menghindari membayar pajak di negara ini sebelum dia mengenakan pajak pada orang lain," ungkap wakil  pemimpin Partai Buruh, Angela Rayner, pada hari Senin (24/10).