Risiko besar, Bukalapak pilih menggandeng partner salurkan kredit lewat BukaDompet



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bukalapak memiliki dompet digital dengan brand BukaDompet. Lewat dompet digital ini Bukalapak bisa secara langsung menyalurkan kredit kepada pelapaknya. Tak perlu khawatir risiko, Bukalapak juga memiliki big data yang mampu menganalisa risiko pelapak yang berjumlah 4 juta orang.

Bahkan, Co- Founder & President PT Bukalapak.com M Fajrin Rasyid menyebut omzet Bukalapak sepanjang 2018 sudah mencapai puluhan triliun. Fajrin mengaku omzet ini dapat mengambarkan perputaran uang di masing-masing pelapak sehingga dapat dikatakan eligible untuk menerima kredit.

Meski memiliki peluang besar, Fajrin mengaku untuk saat ini, salah satu perusahaan Unicorn Indonesia ini masih belum berniat untuk menyalurkan kredit secara langsung. Lantaran untuk menyalurkan kredit, pihaknya harus memiliki izin terlebih dahulu dari regulator.


"Kalau bikin sendiri (lewat BukaDompet) itu sesuatu yang harus kita bangun dari awal. Bikin assessment segala macam, nanggung risiko sendiri. Pada tahap ini kita belum memutuskan untuk melakukan itu sendiri. Nah di saat yang sama ada partner yang mau dengan kita, untuk saat ini mari kita partnership," ujar Fajrin di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (28/1).

Oleh sebab itu, Bukalapak menjalin kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk menyalurkan kredit modal kerja bagi pelapaknya. 

Pada tahap awal, Bank Mandiri menyiapkan plafon senilai Rp 200 miliar dengan batas maksimal hingga Rp 200 juta bagi setiap pelapak. Fajrin bilang terdapat puluhan ribu pelapak yang akan disarankan kepada Bank Mandiri untuk disalurkan kredit.

Walaupun saat ini masih memilih strategi partnership dengan Bank Mandiri, Fajrin juga belum bisa memastikan apakah tahun depan Bukalapak akan menyalurkan kredit secara langsung lewat BukaDompet. Ia akan melihat bagaimana hasil dari kerjasama dengan Bank Mandiri ini terlebih dahulu.

"Idle money (dana mengendap) di BukaDompet itu mungkin tidak ratusan miliar, ya triliunan rupiah. Itu idle money tapi berputar terus. Jarang yang duitnya disimpan terus di BukaDompet, biasanya orang terima langsung diambil lagi karena butuh modal untuk jualan lagi," jelas Fajrin.

Fajrin bilang, saat ini BukaDompet milik Bukalapak masih menunggu izin untuk menjalankan isi ulang atau top up dari Bank Indonesia. Fajrin mengaku pihaknya baru saja melengkapi dan mengajukan berkas kelengkapan kepada Bank Indonesia pasca adanya perubahan aturan mengenai e-money yang dikelola oleh e-commerce.

"Submitnya belum lama ini, sebelumnya sudah submit pada tengah tahun 2018 tapi ada perubahan aturan. Sehingga ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dan benahi makanya baru kita submit lagi. Ada banyak hal misalnya undang auditor eksternal terutama sistem IT," jelas Fajrin.

Fajrin menambahkan, untuk mengakali sarana isi ulang atau top up di perusahaan e-commerce yang perlu izin BI, Bukalapak bermitra dengan layanan dompet digital bernama Buka Dana. Meski sudah bekerjasama, Bukalapak masih mengkaji apakah Bukalapak akan menggunakan Dana atau tetap akan memperjuangkan operasional BukaDompet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi