Risiko eksternal bisa tekan rupiah pekan depan



JAKARTA. Pergerakan rupiah mendapat dukungan dari sentimen positif dalam negeri. Tetapi isu eksternal yang cukup dominan berisiko kembali melemahkan rupiah pekan depan.

Di pasar spot, Jumat (21/4) nilai tukar rupiah menguat tipis 0,01% ke level Rp 13.322 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya. Selama sepekan terakhir rupiah tergerus 0,36%.

Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures mengatakan, hasil pilkada DKI Jakarta sempat memberi tekanan pada rupiah. Pelaku pasar cukup terkejut dengan kekalahan Gubernur petahana yang dianggap memiliki hasil kinerja baik. "Tetapi efek pilkada tidak akan berlangsung lama," ungkapnya.


Sedangkan Bank Indonesia (BI) memandang hasil pilkada Jakarta yang lancar dan dami akan mendukung prospek rupiah. Setelah pilkada, tingkat konsumsi masyarakat diharapkan meningkat.

Sepanjang tahun ini, pergerakan rupiah juga didukung oleh perbaikan investasi dalam negeri sehingga memicu derasnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia. Prospek rupiah kini akan menanti data pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal I-2017 serta pengumuman rating dari Standar & Poor's.

Pekan depan, BI akan merilis data foreign direct investment (FDI) yang bisa memberi dampak pada laju rupiah. Sedangkan dari sisi eksternal, rupiah menanti sejumlah data ekonomi AS seperti angka tingkat kepercayaan konsumen serta klaim penggangguran mingguan.

Di samping itu, hasil pemilihan umum Prancis serta pengumuman suku bunga dari Bank Sentral Eropa secara tidak langsung akan turut mempengaruhi rupiah pekan depan.

Lantaran sentimen eksternal lebih dominan, Nizar memperkirakan rupiah berisiko melemah selama sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia