Risiko Global Masih Menghantui, Saham-Saham dari Sektor Ini Bisa Dilirik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini tercatat sangat volatil. Namun, kinerjanya membaik usai pengumuman dari The Fed yang menahan suku bunga di level 5,45%-5,50%. Melansir RTI, Minggu (5/11), IHSG pada pekan lalu berhasil menguat 0,44%.

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee mengatakan, The Fed mempertahankan suku bunga tersebut sesuai perkiraan pelaku pasar. Pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang mengatakan kenaikan suku bunga berbasis pasar membebani perekonomian menimbulkan ekspektasi berakhirnya kenaikan Fed Rate.

Data ekonomi menunjukkan perekonomian Amerika Serikat (AS) mengalami perlambatan. Data akhir pekan menunjukkan lapangan kerja AS tumbuh melambat serta ada indikasi naiknya data pengangguran.


“Ketiga faktor ini mendorong turunnya yield US Treasury dan mendorong naiknya harga saham,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (5/11).

Baca Juga: Tensi Geopolitik Panas, Intip Rekomendasi Saham Sejumlah Emiten Komoditas Berikut Ini

Di sisi lain, European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) juga sama-sama menahan suku bunga dan diperkirakan sudah mengakhiri era kenaikan bunga. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah berkurang membuat rupiah berhasil bangkit dari level terendah dan menguat sepekan ini.

Lalu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga tidak berubah sampai akhir tahun dan baru berpeluang menurunkan bunga acuan di tahun depan.

“Risiko pasar keuangan global datang dari perlambatan ekonomi China dan risiko meluasnya perang Israel-Hamas,” ungkapnya.

IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.639-6.600 dan resistance di level 6.878-6.986 hingga akhir tahun 2023.

Aliran dana asing juga masuk ke pasar saham Indonesia. Melansir RTI, Jumat (5/11), aliran dana asing yang masuk di pasar reguler sebesar Rp 452,05 miliar.

“Aliran dana asing ini berpeluang bisa masuk menyusul turunnya yield US Treasury,” tuturnya.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (6/11) Besok

Di sisi lain, Hans melihat, Santa Claus Rally baru akan hadir jika pasar saham berkinerja negatif di akhir tahun 2023.

“Untuk sektor saham, sektor banking, konsumer, dan properti akan berkinerja bagus karena sentimen The Fed yang dovish,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi