Risiko investasi turun, SUN tenor panjang melesat



JAKARTA. Harga obligasi pemerintah terus naik, terutama untuk seri benchmark tenor panjang. Harga seri FR0058 bertenor 20 tahun pada pukul 10.11 WIB naik ke 116.75 dari 116,5 dari penutupan hari sebelumnya. Sementara harga FR0061 bertenor 10 tahun terangkat ke 107, 25 di penutupan Rabu (11/7).

Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia, Muhammad Ikhsan berkata, obligasi pemerintah terutama yang bertenor panjang menanjak dengan sinyal penurunan credit default swap (CDS). CDS adalah instrumen derivatif yang menunjukakan tingkat risiko berinvestasi di suatu negara.

Pada penutupan kemarin (11/7), CDS bertenor 5 tahun turun 5,11 basis poin (bps) menjadi 174,5, dari 179,61 pada penutupan hari sebelumnya.


Sementara CDS bertenor 10 tahun juga kehilangan 7,32 bps menjadi 251,77, dari 259,09 pada Selasa.

Demikian juga seri INDON yang bertenor 10 tahun ikut naik. "Kenaikan CDS berdampak signifikan pada INDON 22 yang pagi ini sempat naik menjadi 101,75, dari 100,78 di penutupan kemarin," kata Ikhsan, Kamis (12/7).

Ikhsan menambahkan, pemangkasan suku bunga Uni Eropa dan beberapa negara lainnya seperti Korea dan Inggris, bisa menjadi sentimen positif jangka panjang untuk obligasi emerging market.

Tapi khusus untuk Indonesia, Ikhsan memprediksi suku bunga akan bertahan 5,75% sampai akhir kuartal III karena ancaman inflasi yang tinggi.

"Namun di akhir tahun nanti, saya melihat peluang BI rate bisa akan dipotong kembali 25 bps," tambah Ikhsan.

Pada perdagangan hari ini, Ikhsan memperkirakan harga obligasi akan terus naik. Harga FR0058 berpeluang naik 75 bps-150 bps sedangkan FR0061 bertenor 10 tahun berpeluang naik 50 bps-100 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: