Risiko Komodo Bond masih minim



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat perusahaan RI untuk menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah di luar negeri cukup tinggi. Hingga kini ada sekitar 16 perusahaan/lembaga telah menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah di luar negeri atau dikenal dengan Komodo Bond yang dicatatkan di London Stock Exchange (LSE).

Bahkan nilai penerbitannya pun cukup fantastis, berkisar antara Rp 90 miliar–Rp 319 triliun. Bila ditotal, seluruh penerbitan Komodo Bond dari 16 entitas di LSE mencapai Rp 1.270,38 triliun.

Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Kementerian Keuangan (Kemkeu) Schenaider Siahaan mengatakan, pembeli komodo bond adalah investor asing. Dengan demikian, penerbitan komodo bond mendatangkan capital inflow ke dalam negeri. "Ada tambahan inflow uang ke pasar keuangan domestik, dan risikonya ditanggung investor," katanya kepada KONTAN, Kamis (21/12).


Risiko yang dimaksud, adalah risiko selisih mata uang atau kurs. Risiko lainnya kata Schenaider, mirip dengan risiko Surat Utang negara (SUN) berdenominasi rupiah yang dibeli asing yaitu risiko pembalikan dana tiba-tiba (sudden reversal). Namun, ia menilai risiko Komodo Bond masih kecil. "Mengingat volume yang diterbitkan tidak besar, magnitude sudden reversal-nya sangat kecil," tambah dia.

Makanya, risiko tersebut masih bisa diserap pasar. Schenaider mengakui, pemerintah sampai saat ini belum ikut ambil bagian dalam memitigasi risiko tersebut.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo bilang, Komodo Bond bisa menjadi alternatif sumber pembiayaan di dalam negeri. Menurutnya, sepanjang rupiah bisa dijaga stabil maka akan meyakinkan investor dan berdampak positif bagi keuntungan mereka. Sebaliknya, jika kurs rupiah tidak terjaga, mereka akan merugi.

Namun, Dody menilai penerbitan Komodo Bond berpotensi menguatkan kurs rupiah. Obligasi ini juga akan membuat terealisasinya proyek-proyek infrastruktur, sehingga akan berdampak positif ke kegiatan usaha dan pertumbuhan ekonomi. Dengan fundamental ekonomi yang lebih baik tersebut bisa menguatkan daya saing ekonomi dan nilai tukar rupiah.

Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi juga mengatakan, penerbitan Komodo Bond membuat dana asing masuk ke Indonesia. Dengan demikian, hal itu akan memperkuat kurs rupiah. Seberapa besar penguatan rupiah, itu tergantung juga pada berapa banyak Komodo Bond yang terjual. "Akan tetapi biasanya obligasi korporasi demand-nya tidak setinggi SBN," kata Eric.

Selain itu, penerbitan Komodo Bond juga menambah dana korporasi untuk melakukan ekspansi bisnis. Namun, "Yang jelas obligasi ini akan tercatat sebagai utang swasta dalam statistik utang luar negeri dan exposure pasar finansial kita terhadap fluktuasi eksternal bertambah dengan masuknya dana asing," tambah Eric.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini