Risiko kredit masih tinggi, rasio loan at risk bank kuartal-II 2018 di level 9,5%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko kredit di perbankan masih terbilang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari rasio loan at risk bank sampai kuartal II 2018 yang sebesar 9,5%.

Rasio loan at risk ini menghitung tidak hanya kredit bermasalah, tapi juga kredit dalam perhatian khusus dan kredit yang direstrukturisasi dibagi total kredit.

Data loan at risk perbankan ini berdasarakan riset CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dengan merekapitulasi data dari beberapa bank besar sebagai sample.


Dari analisis ini didapat info bahwa loan at risk bank sampai kuartal 2 2018 9,5% lebih rendah dari kuartal 1 2018 9,7%.

Kontan.co.id berusaha mencari kredit sektor mana yang paling berisiko dari bank BUMN dan swasta yang sudah mempublikasikan laporan keuangan semester 1 2018. Kredit yang paling berisiko tercermin dari kredit yang masuk dalam kategori kredit macet atau NPL.

Untuk kelompok pertama adalah bank BUMN. Sebut saja PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara Indonesia Tbk (BBTN).

Jika diperhatikan, risiko kredit terbesar bank BUMN ada di sektor seperti perdagangan, restoran, hotel, industri, pertanian, pertambangan, konstruksi, jasa dunia usaha, pengangkutan, pergudangan komunikasi dan perumahan.

Sedangkan untuk kelompok kedua adalah bank swasta. Misalnya saja, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII).

Nah, untuk bank swasta risiko kredit terbesar ada di sektor perdagangan, restoran, hotel, konsumsi, perindustrian dan industri pengolahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie