KONTAN.CO.ID - LONDON. Perjanjian terakhir yang membatasi senjata nuklir Rusia dan Amerika Serikat (AS) sudah berada dalam bahaya besar. Bahkan sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada Selasa bahwa Moskow menangguhkan partisipasinya. Dampak keputusan Putin ini akan meluas pada risiko perlombaan senjata baru, bersamaan dengan perang di Ukraina. Dimana tidak ada pihak yang dapat mengandalkan kerangka kerja yang stabil dan dapat diprediksi yang telah disediakan oleh perjanjian nuklir berturut-turut selama lebih dari 50 tahun. Analis keamanan mengatakan bahwa hal itu dapat sangat memperumit kalkulus rumit yang mendasari pencegahan timbal balik antara kedua negara, sementara juga memacu kekuatan lain seperti China, India, dan Pakistan untuk membangun persenjataan nuklir mereka.
Risiko Nuklir Semakin Meningkat Setelah Putin Batalkan Perjanjian dengan AS
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perjanjian terakhir yang membatasi senjata nuklir Rusia dan Amerika Serikat (AS) sudah berada dalam bahaya besar. Bahkan sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada Selasa bahwa Moskow menangguhkan partisipasinya. Dampak keputusan Putin ini akan meluas pada risiko perlombaan senjata baru, bersamaan dengan perang di Ukraina. Dimana tidak ada pihak yang dapat mengandalkan kerangka kerja yang stabil dan dapat diprediksi yang telah disediakan oleh perjanjian nuklir berturut-turut selama lebih dari 50 tahun. Analis keamanan mengatakan bahwa hal itu dapat sangat memperumit kalkulus rumit yang mendasari pencegahan timbal balik antara kedua negara, sementara juga memacu kekuatan lain seperti China, India, dan Pakistan untuk membangun persenjataan nuklir mereka.