KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya risiko di pasar obligasi Indonesia membuat sebagian investor memilih memperpendek durasi obligasinya. Lantas, volume perdagangan surat utang negara (SUN) untuk tenor pendek melonjak cukup signifikan. Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, volume perdagangan SUN tenor pendek atau di bawah lima tahun naik 48,58% (mom) di bulan Maret menjadi Rp 273,42 triliun. Di bulan April, volume perdagangan SUN tenor pendek tetap tumbuh walau berkurang persentasenya yakni sebesar 15,2% (mom) menjadi Rp 315,06 triliun. Namun, tetap saja hasil tersebut masih lebih baik ketimbang volume perdagangan SUN tenor panjang atau di atas 7 tahun. Tercatat, di bulan Maret lalu volume perdagangan SUN tenor panjang naik 12% (mom) menjadi Rp 339,51 triliun. Akan tetapi, di bulan berikutnya pertumbuhan volume perdagangan SUN tenor tersebut hanya mencapai 1,38% (mom) menjadi Rp 344,22 triliun.
Risiko pasar meningkat, volume perdagangan SUN tenor pendek melonjak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya risiko di pasar obligasi Indonesia membuat sebagian investor memilih memperpendek durasi obligasinya. Lantas, volume perdagangan surat utang negara (SUN) untuk tenor pendek melonjak cukup signifikan. Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, volume perdagangan SUN tenor pendek atau di bawah lima tahun naik 48,58% (mom) di bulan Maret menjadi Rp 273,42 triliun. Di bulan April, volume perdagangan SUN tenor pendek tetap tumbuh walau berkurang persentasenya yakni sebesar 15,2% (mom) menjadi Rp 315,06 triliun. Namun, tetap saja hasil tersebut masih lebih baik ketimbang volume perdagangan SUN tenor panjang atau di atas 7 tahun. Tercatat, di bulan Maret lalu volume perdagangan SUN tenor panjang naik 12% (mom) menjadi Rp 339,51 triliun. Akan tetapi, di bulan berikutnya pertumbuhan volume perdagangan SUN tenor tersebut hanya mencapai 1,38% (mom) menjadi Rp 344,22 triliun.