TOKYO. Posisi yen tak bertenaga jika berhadapan dengan dollar AS. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 08.37 waktu Tokyo, yen berada di posisi 126,72 per euro dari posisi sebelumnya 126,66 di New York. Sementara itu, yen diperdagangkan di posisi 92,83 per dollar AS dari posisi sebelumnya 92,77 per dollar AS. Sementara itu, euro menguat 0,1% menjadi US$ 1,3652. Pelemahan yen pada transaksi pagi ini terjadi sebelum dirilisnya data pemesanan manufaktur AS yang diprediksi akan menanjak. Selain itu, pelaku pasar juga optimistis tingkat kepercayaan investor Eropa semakin membaik. Dua faktor tersebut menyebabkan tingkat permintaan yen sebagai aset teraman semakin menurun. "Pesimisme berlebihan terhadap perekonomian Eropa mulai mereda. Selain itu, pelaku pasar juga berekspektasi, ekonomi AS semakin pulih," jelas Junichi Ishikawa, analis IG Markets Securities Ltd di Tokyo. Dia menambahkan, yen menjadi salah satu mata uang yang tak berdaya di tengah kondisi ekomoni dengan risiko yang tinggi. Catatan saja, pada akhir pekan lalu, yen menggenapkan pelemahannya menjadi 12 minggu berturut-turut terhadap dollar AS. Ini merupakan periode pelemahan mingguan terlama sejak 1971 silam. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Risiko pasar tinggi, yen ditinggalkan investor
TOKYO. Posisi yen tak bertenaga jika berhadapan dengan dollar AS. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 08.37 waktu Tokyo, yen berada di posisi 126,72 per euro dari posisi sebelumnya 126,66 di New York. Sementara itu, yen diperdagangkan di posisi 92,83 per dollar AS dari posisi sebelumnya 92,77 per dollar AS. Sementara itu, euro menguat 0,1% menjadi US$ 1,3652. Pelemahan yen pada transaksi pagi ini terjadi sebelum dirilisnya data pemesanan manufaktur AS yang diprediksi akan menanjak. Selain itu, pelaku pasar juga optimistis tingkat kepercayaan investor Eropa semakin membaik. Dua faktor tersebut menyebabkan tingkat permintaan yen sebagai aset teraman semakin menurun. "Pesimisme berlebihan terhadap perekonomian Eropa mulai mereda. Selain itu, pelaku pasar juga berekspektasi, ekonomi AS semakin pulih," jelas Junichi Ishikawa, analis IG Markets Securities Ltd di Tokyo. Dia menambahkan, yen menjadi salah satu mata uang yang tak berdaya di tengah kondisi ekomoni dengan risiko yang tinggi. Catatan saja, pada akhir pekan lalu, yen menggenapkan pelemahannya menjadi 12 minggu berturut-turut terhadap dollar AS. Ini merupakan periode pelemahan mingguan terlama sejak 1971 silam. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News