JAKARTA. Perubahan kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan memperberat risiko pembiayaan Indonesia di tahun ini. Perubahan kebijakan di AS dikhawatirkan mendongkrak imbal hasil (yield) surat utang beberapa negara, termasuk Indonesia. Itulah alasan pemerintah melakukan ancang-ancang dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan, seperti memperbolehkan investor selain Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menawar Surat Utang Negara (SUN) non kompetitif. Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor PMK 4/PMK.08/2017. Selain itu, pemerintah menerapkan strategi front loading untuk menurunkan risiko pembiayaan di akhir tahun. Ekonom SKHA Consulting Eric Sugandhi mengatakan, selama ini investor umum selain BI dan LPS hanya boleh melakukan penawaran dan pembelian SUN kompetitif.
Risiko pembiayaan tahun ini semakin berat
JAKARTA. Perubahan kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan memperberat risiko pembiayaan Indonesia di tahun ini. Perubahan kebijakan di AS dikhawatirkan mendongkrak imbal hasil (yield) surat utang beberapa negara, termasuk Indonesia. Itulah alasan pemerintah melakukan ancang-ancang dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan, seperti memperbolehkan investor selain Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menawar Surat Utang Negara (SUN) non kompetitif. Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor PMK 4/PMK.08/2017. Selain itu, pemerintah menerapkan strategi front loading untuk menurunkan risiko pembiayaan di akhir tahun. Ekonom SKHA Consulting Eric Sugandhi mengatakan, selama ini investor umum selain BI dan LPS hanya boleh melakukan penawaran dan pembelian SUN kompetitif.