Risiko PHK Akibat Boikot, Ini Pandangan Pengusaha hingga Ekonom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu boikot produk yang terasosiasi dengan negara Israel bergulir luas di ruang media sosial, ditambah suara netizen terkait risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) jangka panjang.

Boikot disebut sebut sebagai solidaritas terhadap serangan yang dilakukan Israel terhadap Palestina, dan perlawanan atas jatuhnya korban sipil yang terus meningkat.

Banyak sudut pandang terkait sikap publik tersebut, namun ada berbagai perspektif yang bisa dihadirkan agar solidaritas global ini tetap memiliki relevansi dan dampak yang positif bagi tujuan mulia para pendukungnya.


Mengenai MUI yang mengumumkan fatwa haram membeli produk dari produsen pendukung Israel, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berpandangan bahwa himbauan tersebut sah-sah saja sebagai bagian dari kepedulian dan rasa empati kemanusiaan masyarakat yang dalam hal ini disuarakan oleh MUI.

Baca Juga: Kemenlu Pastikan Sebanyak 6 WNI di Gaza Palestina dalam Kondisi Selamat

Tokoh Senior Apindo Benny Soetrisno menilai, jika hal ini dilakukan dalam jangka panjang, ada kemungkinan menyebabkan berbagai perusahaan di Indonesia yang dituduh mendukung Israel dapat tumbang.

Hal ini kemudian akan berakibat pada banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dan mengularnya pengangguran di dalam negeri.

Padahal, sejatinya tidak ada produk yang benar-benar produksi Israel misal dengan mudah ditemukan di supermarket atau toko-toko.

Kalau pun ada, paling hanya bagian komponen kecil, atau daur ulang dari sebuah produk. Itu pun tidak langsung dari Israel karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik.

Paling mungkin misal dari negara lain, misal dari negara Eropa, baru barang jadi itu dipasarkan ke Indonesia. Itu pun lebih banyak di sektor sektor tertentu saja.

“Langkah MUI baik baik saja dan tersebut adalah ungkapan empati kita terhadap Rakyat sipil Palestina di Gaza. Namun kalau jangka panjang sangat mungkin banyaknya kasus PHK,” tambah Benny.

Baca Juga: MUI Fatwa Haram Produk Pendukung Israel, Turkiye Boikot Coca-Cola & Nestle

Kendati demikian, saat ini menurutnya belum ada laporan resmi atau dari pengusaha terkait dampak dari boikot ini.

“Sepanjang pengetahuan saya belum ada terganggu dan masyarakat masih membeli atau belanja terhadap produk produk yang di informasikan ada kaitannya dengan Israel,” ujar Benny, Minggu 12/11).

Arif Luqman Hakim, Pakar Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang berpandangan, beberapa pihak mendukung gerakan boikot sebagai ekspresi solidaritas dengan Palestina, sementara yang lain memandangnya sebagai tindakan kontroversial dengan potensi dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.

Sebagian pihak percaya bahwa ini adalah bentuk dukungan yang diperlukan untuk memaksakan perubahan dan menekan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.

Namun, pandangan lain menganggapnya tidak efektif dan merugikan perekonomian.

Kata dia, beberapa percaya bahwa boikot bisa mendorong perubahan politik dan perilaku, sementara yang lain menilai bahwa dampaknya terbatas.

Boikot jelas akan berpengaruh pada para karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan terkait.

Baca Juga: Aksi Boikot Produk Israel Bisa Bantu Warga Palestina, Ini Penjelasan Dosen UMM

Meskipun tidak dalam jangka pendek, namun dampak jangka panjanganya akan berlangsung secara signifikan. Misalnya kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan karena menurunnya minat dan daya beli konsumen.

Ada alternatif lain yang dapat dipertimbangkan dalam mendukung Palestina. Ini termasuk dukungan dalam hal pendidikan, advokasi untuk dialog damai, dan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.

Jusuf Kalla (JK), Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indoensia sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia dalam Bela Palestina lalu menjelaskan bahwa Israel hanya akan mendengar masukan dari negara sekutunya seperti Amerika Serikat dalam konflik di Palestina.

Atas dasar itu, JK mengatakan aksi protes berupa boikot produk Israel tidak akan berdampak pada penyelesaian masalah di Palestina.

"Nggak mempan (boikot), apa sih yang kita mesti boikot Israel, barangnya juga tidak ada yang masuk, bisa masuk dari negara lain," tegas JK.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul APINDO Nilai Ajakan Boikot Produk Bakal Punya Dampak Buruk Jangka Panjang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto