Risiko resesi ekonomi meningkat lagi, indeks bursa Wall Street jatuh



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama bursa Wall Street merosot lebih 1,5% pada Rabu (14/8), karena indikator pasar obligasi AS menunjukkan risiko resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) meningkat menyusul data ekonomi yang buruk dari Jerman dan China.

Indikator meningkatnya risiko resesi terbaca dari kurva imbal hasil obligasi AS yang terbalik, yakni imbal obligasi tenor jangka pendek lebih besar dari yield obligasi jangka panjang.

Rabu (14/8), imbal hasil US Treasury tenor dua tahun naik dan melebihi imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun untuk pertama kalinya sejak 2007.


Alhasil, indeks saham perbankan yang sensitif terhadap suku bunga pun anjlok 2,50% dan saham sektor keuangan turun 1,95% sebagai respons pembalikan kurva imbal hasil tersebut.

Baca Juga: Kurva imbal hasil US Treasury terbalik, sinyal klasik resesi ekonomi akan datang

Ini menyeret indeks bursa Wall Street. Hingga pukul 21.52, Rabu (14/8), indeks Dow Jones Industrial Average turun 406,73 poin atau 1,55% ke 25.873,18. Lalu indeks S&P 500 turun 44,61 poin atau 1,52%, menjadi 2.881,71, dan indeks Nasdaq Composite turun 140,86 poin atau 1,76% ke level 7.875,50.

Ancaman resesi ekonomi AS meningkat setelah ekonomi Jerman berbalik arah dan melemah pada kuartal kedua tahun ini. Tambah lagi, pertumbuhan output industri China yang turun ke level terendah lebih dari 17 tahun pada Juli 2019.

Ini kian membuat investor kembali fokus pada perang perdagangan antara China-AS dan dampaknya terhadap pertumbuhan global.

Baca Juga: Trump melunak, harga emas tertekan

"Ini hampir seolah-olah investor global tidak menganggap penundaan tarif sebagai tanda kemajuan nyata dalam perang perdagangan AS-Cina atau telah terlalu dikonsumsi oleh bukti lebih lanjut dari pelemahan ekonomi global," kata ahli strategi BMO Capital Markets Stephen Gallo seperti dilansir Reuters.

Sektor teknologi adalah yang paling terpukul dengan pelemahan ekonomi dunia. Saham Apple Inc turun 1,74% setelah sehari sebelumnya naik 4%.

Sama produsen cip juga turun, tercermin dari indeks chip Philadelphia yang merosot 2,09%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat