Risiko Resesi Semakin Besar, Goldman Sachs Sarankan Investor Timbun Komoditas



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Goldman Sachs Group Inc mendesak investor untuk segera menimbun komoditas seiring munculnya risiko resesi yang berlebihan di pasar global dalam waktu dekat. Goldman Sachs juga berargumen, bahan baku akan rebound di tengah krisis energi yang mendalam dan fundamental fisik yang ketat.

"Para ekonom kami melihat risiko resesi di luar Eropa dalam 12 bulan ke depan relatif rendah," tulis analis termasuk Sabine Schels, Jeffrey Currie dan Damien Courvalin dalam sebuah catatan seperti yang dikutip Bloomberg. 

Tim riset Goldman menambahkan, "Dengan minyak, komoditas pilihan terakhir di era kekurangan energi yang parah, kami percaya kemunduran di seluruh kompleks minyak memberikan titik masuk yang menarik untuk investasi jangka panjang."


Komoditas mencapai rekor pada bulan Juni karena invasi Rusia ke Ukraina mengganggu produksi dan rantai pasokan. Kemudian, harga komoditas mereda karena kekhawatiran resesi berkobar dan bank sentral termasuk Federal Reserve memperketat kebijakan untuk menahan inflasi. 

Tambahan informasi saja, mengutip bitcoin.com, di Amerika, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pekan lalu: 

“Kami mengambil langkah kuat dan cepat untuk memoderasi permintaan sehingga lebih selaras dengan pasokan, dan untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap berlabuh. Kami akan terus melakukannya sampai kami yakin pekerjaan selesai.”

Baca Juga: Inflasi Agustus Melandai Meski Hanya Sementara

Selain itu, anggota dewan Bank Sentral Eropa (ECB) Isabel Schnabel mencatat hari Sabtu bahwa bank sentral di seluruh dunia berisiko kehilangan kepercayaan publik dan sekarang harus bertindak tegas untuk memerangi inflasi, bahkan jika itu menyeret ekonomi mereka ke dalam resesi.

"Dari perspektif lintas-aset, ekuitas bisa menderita karena inflasi tetap tinggi dan The Fed lebih cenderung mengejutkan di sisi hawkish," kata Goldman dalam catatannya, yang berjudul ‘Buy commodities now, worry about the recession later’ seperti yang dilansir Bloomberg

Goldman menambahkan: "Komoditas, di sisi lain, adalah kelas aset terbaik untuk dimiliki selama fase siklus akhir di mana permintaan tetap di atas pasokan."

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Anjlok Hampir US$ 6, Brent Kembali ke Bawah US$ 100 Per Barel

Bank Wall Street terkemuka lainnya lebih berhati-hati terhadap prospek komoditas dalam beberapa bulan terakhir. Citigroup Inc, misalnya, memperingatkan pada bulan Juli bahwa minyak mentah bisa jatuh ke level US$ 65 per barel pada akhir tahun ini jika resesi yang melumpuhkan permintaan melanda. 

Goldman Sachs memperingatkan jalan ke depan mungkin tidak mulus, terutama jika greenback memperpanjang penguatan. Jika ini terjadi, harga komoditas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. 

"Kami mengakui bahwa lanskap makro tetap menantang dan dolar AS bisa naik lebih lanjut dalam jangka pendek," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie