KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan dampak dari normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) akibat pemulihan ekonominya bagi pasar keuangan domestik. Ia mengungkapkan, hal tersebut tentu saja akan memberi dampak pada yield surat berharga baik domestik maupun internasional, sehingga pemerintah harus sigap dalam menghadapinya. “Strategi pembiayaan harus dipikirkan dalam kondisi ketidakpastian yang meningkat karena kondisi pasar keuangan global akan sangat dinamis,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senin (24/5).
Kondisi yang tidak pasti tersebut memang sudah berlangsung sejak Februari 2021 dan Maret 2021. Terlebih setelah inflasi AS lompat ke level tertinggi yang dikhawatirkan membuat Federal reserve melakukan pengetatan kebijakan moneter dan mengerek suku bunga. Dari sinilah adanya kekhawatiran arus modal keluar dari pasar keuangan domestik dan akan terjadi taper tantrum yang menyebabkan yield surat berharga terimbas. Menanggapi hal itu, Anggota Komisi XI DPR RI Misbakhun mempertanyakan upaya pemerintah yang lebih nyata dalam menghadapi risiko ini. Menurutnya, pemerintah bisa menyesuaikan yield SUN agar tetap menarik di tengah kondisi yang mengkhawatirkan. Baca Juga: Pengusaha sebut pemerintah lebih baik menaikkan PPh ketimbang PPN