Risk off akibat penyebaran Covid-19 membayangi pelemahan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset berisiko, termasuk rupiah berpotensi melemah seiring makin bertambahnya kasus Covid-19 di AS dan secara global. 

Mengutip RTI, Kamis (29/10), pukul 17.30, rupiah tercatat menguat 0,10% ke Rp 14.597 per dolar AS. Sementara, pada siang hari rupiah sempat melemah ke Rp 14.655 per dolar AS. 

Meski menguat, analis dan ekonom mengkhawatirkan pergerakan rupiah di Jumat (30/10), berbalik melemah karena sentimen negatif banyak menghampiri aset berisiko. 


Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelaku pasar harus mewaspadai sentimen negatif meningkatnya kasus penularan Covid1-19 secara global pada aset berisiko termasuk rupiah.  Selain itu, rupiah berpotensi kembali tertekan karena stimulus fiskal AS kembali tertunda. 

Baca Juga: IHSG diprediksi melemah pada pekan depan, dipicu penurunan bursa global

Malam ini pelaku pasar juga tengah menanti data advance GDP AS kuartal III-2020 yang diprediksi naik 32% dibanding kuartal sebelumnya. "Biasanya data ekonomi AS yang bagus bisa mendorong penguatan dollar AS," kata Ariston, Kamis (29/10). 

Senada, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan jelang pemilu AS pasar keuangan global akan bergerak volatil. Hal tersebut membuat investor cenderung menerapkan risk off atau menjauhi aset berisiko. Alhasil rupiah berpotensi kembali tertekan. 

Kekhawatiran mengenai gelombang Cobid-19 beberapa wilayah AS yang meningkat hingga kembali menerapkan lockdown juga menjadi sentimen negatif bagi rupiah. 

Sementara, perdagangan rupiah di dalam negeri masih tutup, David memproyeksikan besok rupiah bergerak flat dengan kecenderungan melemah di rentang Rp 14.645 per dolar AS-Rp 14.690 per dolar AS.  

Sedangkan, Ariston memproyeksikan rentang rupiah besok di Rp 14.550 per dolar AS hingga Rp 14.700 per dolar AS. 

Selanjutnya: Ini faktor penopang IHSG naik tipis 0,31% pekan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .