Risma diminta jangan terpengaruh intrik politik



JAKARTA. Wali Kota Tri Rismaharini diminta tetap fokus menjalankan tugasnya memimpin Surabaya dan diminta tidak terpengaruh berbagai polemik dan intrik politik yang berkembang menyusul adanya ketidakhamonisan dan konflik yang terjadi antara dirinya dengan Wakil Wali Kota Wisnu Sakti Buana.

Demikian ditegaskan Pengamat Politik dari Islamic Education Centre, Mahbub Ghozali.

Menurut Mahbub, selama tiga tahun lebih memimpin Surabaya, Risma dinilai berhasil mengubah wajah Kota Metropolis ini dan menjadikannya sebagai salah satu kota yang ramah di Indonesia, bahkan dunia. Selain itu, berbagai penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional juga berhasil diraih Surabaya.


"Dengan keberhasilan yang sudah ditunjukkan tersebut, Bu Risma jangan terpengaruh berbagai polemik dan intrik politik yang saat ini berkembang," ujarnya, di sela-sela diskusi publik bertema "Risma Teraniaya" yang digelar lembaga Solusi Pemuda Indonesia (SPI), di RM Padi Surabaya, Kamis(27/2/2014).

Dengan tidak menanggapi polemik dan intrik politik yang terjadi, Risma, kata Mahbub dapat lebih konsentrasi dalam menjalankan tugasnya memimpin Surabaya.

"Itu penting, karena selama ini kepemimpinan Bu Risma sudah baik. Makanya harus dilanjutkan," jelas akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini.

Pihaknya, lanjut Mahbub juga minta berbagai kepentingan politik tertentu tidak makin memperkeruh suasana dan membuat Risma terganggu kinerjanya. Karena sejak dilantik menjadi Wali Kota pada Oktober 2010, dia telah berhasil membuktikan kecintaan dan kepedulian terhadap masyarakat Surabaya.

"Kami berharap elit-elit politik yang tujuannya hanya ingin menunggangi dan mengambil keuntungan dari polemik ini tidak semakin memperkeruhnya. Ini semua demi masyarakat dan kemajuan Surabaya," imbuhnya.

Hal senada ditegaskan Sekretaris SPI Jatim, Mukhlison Maulidin. Menurutnya, Risma harus tetap memimpin Surabaya dan lebih mengedepankan kepentingan rakyat yang masih mempercayainya.

"Apalagi dukungan masyarakat Surabaya kepada Bu Risma juga sangat besar," katanya.

Terkait kurang harmonisnya hubungan Risma dengan Wawali Surabaya Wisnu Sakti Buana, Mukhlison menilai hal itu wajar. Sikap Risma tersebut tak lepas dari sikap Wisnu yang selalu berseberangan dengan dirinya. Misalnya, Wisnu ketika masih menjadi Wakil Ketua DPRD Surabaya memimpin pemakzulan terhadap Risma.

"Padahal Risma di usung oleh PDIP dan Wisnu merupakan Ketua DPC PDIP. Bahkan dalam Pilkada Surabaya 2010, dia juga jadi tim sukses," terangnya.

Untuk itu, Mukhlison PDIP selaku partai pengusung Risma, harus segera masalah yang ada di internal partainya. Itu penting, pihak lain tidak campur tangan dan membuat masalah semakin runyam.

"Kalau PDIP membiarkannya, yang akan rugi pasti PDIP sendiri. Suara di Surabaya akan jeblok, karena Risma saat ini punya kekuatan massa dan masih dicintai masyarakat," tegasnya. (Mujib Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan