Riuh restrukturisasi BUMN, pengamat: Itu cara adaptasi di tengah pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan mencuat polemik terkait kebijakan BUMN, baik dalam aspek pengangkatan pejabat maupun kebijakan strategis sebagai upaya penyehatan BUMN. Tentu polemik yang muncul adalah bentuk pendidikan politik yang baik dalam sistem demokrasi. 

Sejauh argumen-argumen yang tersedia memiliki data dan fakta yang valid, itu bisa dijadikan pertimbangan objektif pemerintah dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan. 

Baca Juga: Pertamina buka peluang membawa anak usaha subholding upstream untuk IPO


Pengamat ekonomi-politik Abi Rekso menilai apa yang dilakukan Menteri Erick Thohir adalah upaya penyelamatan ekonomi nasional. Dirinya menekankan, bahwa tren pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia relatif positif pada angka 5,2% GDP. Sedangkan Malaysia, negara tetangga kita mengalami penurunan cukup signifikan; dari 5,4% ke 4,4% GDP dalam kurun kurang lebih tiga tahun. Salah satu yang membuat ekonomi Indonesia bertahan adalah aktivitas perdagangan komoditas eksport. 

“Target saingan kita (Indonesia) adalah Kamboja, Laos dan Myanmar, sebagai negara anggota ASEAN. Kamboja, Laos dan Myanmar bisa mendapatkan pertumbuhan GDP pada angka kisaran 7%-7,3% selama lima tahun belakangan ini. Meski banyak ahli memprediksi bahwa lima tahun ke depan ekonomi kawasan ASEAN akan menurunkan GDP sekisaran 0,7%-2,3% akibat pandemik Covid-19” papar Abi Rekso dalam keterangannya, Senin (15/6).

Lebih jauh Abi Rekso berpendapat, bahwa upaya yang dilakukan BUMN perlu dinilai sebagai penyelamatan ekonomi nasional dan stabilitas ekonomi menghadapi pandemi global. Maka, wajar saja jika negara memberikan injeksi dana dalam rangka itu.

Ia menilai BUMN adalah etalase utama penggerak ekonomi negara, karena BUMN melakukan aktivitas bisnis dalam rangka menyumbang keuntungan negara. Maka masuk akal jika BUMN adalah salah satu entitas bisnis yang prioritas untuk diselamatkan.

Baca Juga: Perum Bulog masih punya utang sebesar Rp 18,1 triliun hingga Mei 2020 lalu

Dia berharap bahwa stabilitas politik berjalan tanpa kegaduhan dalam menjaga ekonomi nasional. Jika banyak orang berpendapat bahwa ini hanya menguntungkan BUMN, pendapat itu perlu kembali diuji. Karena insentif pencairan dana akan memiliki efek sentrifugal. 

“Efek sentrifugal ini yang nantinya akan berdampak langsung kepada unit-unit usaha masyarakat, UMKM, Koperasi dan BumDes. Setelah performa BUMN kembali maksimal, sudah semestinya redistribusi kue ekonomi harus juga dinikmati hingga elemen masyarakat kecil” tutup Abi Rekso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi