KONTAN.CO.ID - Riyadh Group Indonesia terus mempersiapkan rencana ekspansi bisnis. Setelah selama ini banyak berkecimpung dalam pengembangan bisnis
highrise residential dan kondotel, ke depan, perusahaan properti ini akan mencoba memfokuskan diri sebagai pengembang kawasan industri dan kawasan pariwisata. Namun sebelumnya, perusahaan akan terlebih dahulu menyelesaikan pengembangan lahan-lahan yang sudah diperuntukkan untuk residential seperti pengembangan tahap II Pancoran Residence Jakarta seluas 1,2 hektare (ha), Setiabudi Condominium Medan 1 ha, dan lahan di Sukamiskin Bandung 1,2 ha. Sembari menyelesaikan proyek-proyek
highrise tersebut, Riyadh Group juga mempersiapkan pengembangan pariwisata dan kawasan industri mulai tahun ini.
Di sektor pariwisata, perusahaan akan fokus mengembangkan proyek resort di Sumatera Barat. Saat ini, Riyadh Group sudah memiliki lahan di dua titik untuk dikembangkan yakni Batang Anai, Pariaman seluas 400 ha dan Pulau Mandeh seluas 10 ha. Riyadh Group akan terus mencari titik-titik pengembangan sektor pariwisata di Sumatera Barat. "Kalau pariwisata itu tidak boleh hanya di satu titik saja. Saya mau mengembangkan lima titik di Sumatera Barat. Di Mandeh saya berencana melakukan pengembangan lahan seluas 200 ha dan saat ini masih mencari lahan," kata Bally Saputra Datuk Janosati, Chief Executive Office (CEO) Riyadh Group pada KONTAN, Rabu (13/9). Sumatera Barat dipilih lantaran Bally melihat potensi pasarnya sangat besar karena dalam kacamatanya sudah ada target pasar yang siap menyerap proyek-proyek yang akan mereka kembangkan. Perusahaan ini fokus mengembangkan resort dengan konsep wisata halal. Di Batang Anai, Riyadh Group akan mengembangkan 1.200 unit resort. Pengembangan proyek ini akan dimulai Oktober atau November tahun ini dan saat ini sedang dalam proses perizinan. Kawasan ini ditargetkan akan dikembangkan dalam jangka waktu 15 tahun dan ditaksir akan menelan investasi Rp 15 triliun. Sementara pengembangan resort Batang Anai tahap I diperkirakan akan membutuhkan dana Rp 1 triliun. Untuk mengelola resort yang akan dibangun tersebut, Riyadh Group sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa operator hotel bintang lima. Adapun Mandeh rencananya akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata seluas 400 ha seperti konsep Mandalika. Bally mengatakan, untuk mengembangkan kawasan tersebut, Riyadh Group akan mengajak pengembang yang bernaung di Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) dan juga akan menggandeng pengembang Malaysia. Sedangkan di sektor kawasan industri, Riyadh Group berencana mengembangkan tiga kawasan yakni di Batam sekitar 4.000 ha, di Karawang 3.000 ha dan satu kawasan lagi di Sumatera seluas 5.000 ha tetapi masih dirahasiakan letak persisnya.
Kawasan industri di Pulau Sumatera tersebut akan dikembangkan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan BUMD. Pengembangannya infrastruktur kawasan ini akan dimulai tahun ini lantaran akuisisi lahannya sudah rampung dan diperkirakan pada pertengahan tahun 2018 sudah bisa mulai dipasarkan. Menurut Bally, kawasan yang akan dikembangkan tersebut sudah ditetapkan pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). "Banyak juga investor yang mau masuk ke sini seperti dari Malaysia dan India. Industri yang paling cocok dikembangkan di kawasan ini nantinya adalah turunan dari kelapa sawit karena di sini luas sekali perkebunan sawit tetapi ada pengembangan industri turunannya," jelas Bally. Sementara pengembangan dua kawasan lagi yakni di Karawang dan Batam diperkirakan masih akan lama. Di Karawang, perusahaan baru berhasil membebaskan lahan 300 ha. Adapun di Batam sudah diakuisisi sekitar 2.000 ha namun permasalahan lahan di wilayah tersebut masih banyak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie