Riyadh Group tunjuk PTPP bangun proyek kondominium



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Riyadh Group Indonesia melalui anak usahanya PT Lima Putra Realti telah menunjuk kontraktor untuk menggarap pembangunan proyek apartemen yang ada di Medan bertajuk Setiabudi Condominium. Riyadh Group meneken kontrak kerja pembangunan Setiabudi Condominium Medan dengan PT PP Tbk (PTPP) Divisi Gedung I dengan nilai Rp 302 miliar pada 18 Oktober 2017 lalu.

CEO Riyadh Group Indonesia, Bally Saputra mengatakan, penunjukkan PTPP sebagai main contractor Setiabudi Condominium didasarkan beberapa alasan. PTPP sudah teruji pengalamannya dalam membangun banyak gedung bertingkat di seluruh Indonesia termasuk apartemen menengah.

PTPP pun ditunjuk berdasarkan proses tender yang sudah dilakukan PT Lima Putra Realti di Medan beberapa waktu lalu. Tender ini diikuti tujuh perusahaan konstruksi (kontraktor) baik nasional maupun lokal. "Kami menggandeng PP bukan saja karena pengalaman perusahaan ini yang sudah terbukti mumpuni, namun juga mereka menawarkan harga paling realistis dengan kualitas spesifikasi terbaik sesuai yang kami inginkan," kata Bally dalam keterangan resmi, Jumat (20/10).


Setiabudi Condominium berlokasi di Jalan Harmonika 2 Medan. Proyek ini terdiri dari enam tower apartemen (tiga blok) masing-masing berketinggian 15 lantai dilengkapi dua lantai semi basement serta 3.276 m2 area komersial. Keseluruhan ada 848 unit yang dipasarkan secara bertahap. 

Setiabudi Condominium saat ini sedang memasarkan Tower A (Einstain Tower) sebanyak 282 unit. Bally bilang, jumlah yang sudah terjual hingga saat ini sekitar 20%.

Dia menambahkan, pihaknya akan fokus dulu kepada pengerjaan konstruksi untuk Tower A yang ditargetkan selesai sekitar Juli 2019. Setelah itu baru penjualan akan digencarkan kembali. 

Apartemen yang dekat dengan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan beberapa kampus lainnya itu ditawarkan dengan berbagai tipe dari satu tempat tidur, dua kamar tidur dan unit dua lantai (duplex) dengan tiga kamar tidur. Harga proyek ini dibanderol mulai Rp 333,9 jutaan hingga Rp 964 jutaan per unit. 

"Adapun target pasar dari apartemen ini adalah mahasiswa/dosen/alumni USU dan Universitas Methodist yang dekat dengan lokasi apartemen. Selain Univesitas Sumatera para perantau yang tinggal di Kota Medan dari berbagai daerah seperti Jakarta, Aceh, Sumbar dan lain-lain termasuk mahasiswa asal Malaysia yang jumlahnya cukup banyak," papar Bally yang juga menjabat Sekretaris BPO DPP Realestat Indonesia (REI).

Bally menyebutkan, pasar apartemen di Medan cukup potensial, karena sebagai pusat bisnis dan pendidikan terbesar di wilayah barat Indonesia kebutuhan hunian di kota tersebut cukup besar. Apalagi Setiabudi Condominium ini menyasar segmen menengah, berbeda dengan pasokan hunian vertikal di Kota Medan yang selama ini didominasi apartemen kelas premium.

Kawasan Setiabudi memiliki captive market besar karena di sekitarnya saja ada 50.000 jiwa penduduk, ditambah 50.000 mahasiswa yang kuliah di USU dan beberapa kampus lain di sekitarnya. "Ini juga menjadi alasan kenapa investasi apartemen di kawasan ini cukup menjanjikan baik termasuk untuk disewakan," ujar Bally.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati